Sukses


    6 Superstar yang Jadi Nyawa Timnya Juarai Piala Dunia, Kali Ini Messi atau Mbappe?

    Bola.com, Jakarta - Argentina menghadapi Prancis di final Piala Dunia 2022, Minggu (18/12/2022) malam WIB. Argentina lolos ke final setelah mendepak Kroasia 3-0 di semifinal, sementara Prancis dengan mudah melewati adangan Maroko 2-0.

    Final Piala Dunia 2022 bisa dibilang akan menjadi panggung pembuktian antara Lionel Messi di kubu Argentina dan Kylian Mbappe di tim Prancis. Dua bintang dan andalan masing-masing tim yang menunjukkan keistimewaan selama di Qatar.

    Lionel Messi dan Mbappe kini sama-sama menjadi top scorer sementara dengan lima gol. Bagi Messi, Piala Dunia kali ini bisa menjadi yang terakhir untuknya dengan usia yang sudah tidak muda lagi.

    Sementara bagi Kylian Mbappe, pemain 23 tahun itu berpotensi merengkih trofi Piala Dunia untuk kedua kalinya secara beruntun setelah terakhir kali ia raih empat tahun lalu di Rusia.

    Sebelum panggung pembuktian kedua pemain tersebut. Ada enam pemain yang berpedikat superstar pada edisi Piala Dunia tahun-tahun sebelumnya. Yuk simak siapa saja mereka.

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 7 halaman

    1. Pele

    Pele baru berusia 17 tahun ketika Brasil pergi ke Piala Dunia 1958 di Swedia, sekaligus mengusung target memenangkan turnamen untuk pertama kalinya.

    Tersisih dari dua pertandingan pembukaan negaranya, sang penyerang kemudian tampil mengesankan dalam kemenangan 2-0 atas Uni Soviet dan mencetak satu-satunya gol dalam kemenangan 1-0 atas Wales di perempat final.

    Sejak saat itu, Pele tak terbendung. Dia mencetak hat-trick dalam kemenangan 5-2 di semifinal atas Prancis dan dua gol lagi dalam kemenangan 5-2 atas Swedia di final, termasuk gol fenomenalnya kala itu.

    Itu menjadi yang pertama dari tiga gelar Piala Dunia untuk Pele. Ia hanya tampil dalam dua pertandingan pembukaan pada edisi 1962, sebelum cedera membuatnya absen.

    Namun, pada tahun 1970, ia berada dalam performa terbaiknya. Mencetak empat gol, termasuk gol pertama Brasil dalam kemenangan 4-1 final yang mendebarkan atas Italia.

    3 dari 7 halaman

    2. Mario Kempes

    Argentina telah memenangkan Piala Dunia dua kali dan, pada kedua kesempatan tersebut, satu pemain memainkan peran besar dalam kemenangan mereka. Pada tahun 1978, di kandang sendiri, adalah Mario Kempes.

    Striker Valencia itu masuk ke turnamen dengan menjadi pencetak gol terbanyak di La Liga dalam dua musim berturut-turut dan merupakan satu-satunya pemain di skuad Argentina yang bermain di luar negeri.

    Kempes gagal mencetak gol di fase grup pertama, namun di fase kedua ia bersinar dengan kedua golnya saat menang 2-0 atas Polandia. Kempes juga memborong dua gol saat Argentina membantai Peru 6-0.

    Saat Argentina tampil di final, Kempes mencetak dua gol lagi, dalam kemenangan 3-1 atas Belanda di Buenos Aires. Tidak hanya menghadirkan gelar pertama Piala Dunia untuk negaranya, Mario Kempes juga menjadi top scorer sekaligus pemain terbaik pada edisi 1978.

    4 dari 7 halaman

    3. Paolo Rossi

    Menjelang Piala Dunia 1982 di Spanyol, striker Italia Paolo Rossi baru saja kembali beraksi setelah larangan dua tahun karena terlibat dalam skandal pengaturan pertandingan di Serie A.

    Namun setelah awal yang buruk, sang striker bersinar melawan Brasil dengan mencetak hattrick brilian dalam pertandingan yang harus dimenangkan Italia untuk mencapai semifinal.

    Kemudian diikuti dengan kedua gol dalam kemenangan 2-0 di semifinal yang mengalahkan Polandia. Paolo Rossi kembali mencetak gol pertama Italia dalam kemenangan final 3-1 atas Jerman Barat.

    Enam gol Rossi membuatnya meraih Sepatu Emas sebagai pencetak gol terbanyak dan Bola Emas untuk pemain terbaik turnamen.

    5 dari 7 halaman

    4. Diego Maradona

    Argentina kembali merengkuh gelar juara Piala Dunia edisi 1986 di Meksiko, dan sosok yang fonemal adalah Diego Maradona. Gol pertama datang melawan Italia dalam hasil imbang 1-1 untuk membantu Argentina memenangkan grup.

    Di perempat final, dia mencetak dua gol untuk menyingkirkan Inggris 2-1. Yang pertama adalah gol 'Tangan Tuhan' yang terkenal. Di mana ia Maradona meninju bola melewati Peter Shilton.

    Disusul gol fantastis Maradona yang menggiring dari tengah lapangan untuk menaklukkan Shilton kedua kalinya.

    Dia mengikutinya dengan dua gol menakjubkan lainnya dalam kemenangan 2-0 di semifinal atas Belgia, dan kemudian berperan penting dalam kemenangan dramatis 3-2 atas Jerman Barat di final.

    Dengan lima gol dan lima assist atas namanya, Maradona adalah pemenang Golden Ball sebagai pemain terbaik turnamen.

    6 dari 7 halaman

    5. Zinedine Zidane

    Piala Dunia 1998 menjadi milik Prancis sebagai tuan rumahnya. Les Bleus untuk pertama kalinya mengangkat trofinya di hadapan pendukungnya sendiri dan pemain yang mendapat sorotan adalah Zinedine Zidane.

    Dia membuat awal yang baik dengan membantu gol pertama negaranya di turnamen tersebut, yang dicetak oleh Christophe Dugarry dalam kemenangan 3-0 atas Afrika Selatan.

    Zidane kemudian berperan penting saat mereka memimpin melawan Arab Saudi, tetapi kemudian dikeluarkan dari lapangan dalam kemenangan 4-0 dan harus absen pada pertandingan grup ketiga Prancis melawan Denmark dan babak 16 besar kontra Paraguay.

    Tapi dia kembali dengan gayanya yang khas, serta mencetak gol dalam adu penalti untuk mengalahkan Italia di perempat final. Zizou kemudian membantu timnya menang 2-1 di semifinal atas Kroasia.

    Di final, Zidane mencetak dua sundulan dalam kemenangan 3-0 atas Brasil, dan ia menjadi pahlawan kejayaan Prancis meraih gelar juara saat itu.

    7 dari 7 halaman

    6. Ronaldo Nazario

    Final 1998 itu diharapkan menjadi momen terbesar bagi striker Brasil Ronaldo. Namun, ia mengalami kejang sebelum pertandingan final melawan tuan rumah Prancis. Alhasil tim Samba dibungkam tiga gol tanpa balas oleh tim Ayam Jantan.

    Cedera lutut yang serius pada tahun 1999 mengancam kariernya, tetapi yang terjadi selanjutnya adalah salah satu kisah comeback terbesar sepak bola. Pada turnamen 2002 di Korea Selatan dan Jepang, Ronaldo tampil sensasional sekaligus melupakan mimpi buruknya empat tahun sebelumnya.

    Ronaldo Nazario mengantarkan Brasil juara dengan delapan gol dalam tujuh pertandingan. Dia mencetak empat gol dalam tiga pertandingan grup.

    Kemudian datang satu gol dalam kemenangan 2-0 babak 16 besar atas Belgia, mencetak gol tunggal dalam kemenangan semifinal 1-0 melawan Turki dan diakhir membuat brace ke gawang Jerman dalam partai final.

    Ronaldo berakhir sebagai pencetak gol terbanyak dan tidak ada pemain yang mencetak lebih banyak gol di Piala Dunia sejak itu, meskipun Messi dan Mbappe tetap bersaing untuk melakukannya tahun ini.

     

    Sumber: BBC

    Lebih Dekat

    Video Populer

    Foto Populer