Bola.com, Bandung - Legenda Persib Bandung, Yusuf Bachtiar menilai ada tren baru di Piala Dunia 2022, termasuk dalam duel final antara Argentina vs Pracis di Lusail Stadium, Qatar, Minggu (18/12/2022) malam WIB.
Final yang mempertemukan Argentina dan Prancis itu, menurut Yusuf Bachtiar, memang laga yang ideal.
Baca Juga
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Advertisement
"Dari segi permainan, saya seorang pemain yang bergelut di kepelatihan, di Piala Dunia Qatar ini ada tren sepak bola dari hasil analisa saya dan masukan dari teman-teman juga, jadi trennya lebih banyak ke direct play," jelas Yusuf Bachtiar saat ditemui di Gedung YPK, Kota Bandung, Senin (19/12/2022).
"Bagaimana pemain belakang, tengah ketika dapat bola, transisi dapat bola dia langsung lempar ke depan terutama pemain flank, dan kemarin terbukti direct play. Di final Piala Dunia, Argentina bermain seperti itu, ada Messi dan Di Maria, Prancis juga sama ada Mbappe," lanjut Yusuf Bachtiar.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tren Menarik
Tren itu, kata Yusuf Bachtiar, menjadi menarik karena situasinya saat ini ada lima bahkan ada enam sampai tujuh pemain di belakang, artinya komposisi bertahannya sangat kukuh.
Walau demikian, peran playmaker tetap masih ada, contohnya Luka Modric dari Kroasia yang berperan apik. Pun dengan tim Argentina.
"Argentina, bagaimana ketika mematahkan serangan, mereka sudah langsung serang karena yang menyerang sudah terbuka melebar. Jadi ketika cut bola langsung counter, istilah sekarang mereka menamakan direct play," ucap Yusuf.
"Jadi playmaker ada cuma perannya berubah. Posisi itu artinya mereka buat planning penyerangan kalau sekarang sekelas Luka Modric saja ketika punya bola, dia bisa penetrasi sendiri, dia bisa shooting jadi berubah," tambah Yusuf.
Advertisement
Final Memuaskan
Mengenai permainan laga final, Yusuf menyebut permainan yang diperlihatkan Argentina dan Prancis sangat memuaskan.
"Saya nonton dan saya merasakan puas karena hasil analisa saya, ini pertandingan akan berjalan seru, ketat dan akan menarik. Dan itu benar terjadi," tutur Yusuf.
Saat Argentina unggul sementara 2-0, Yusuf mengaku tidak merasa waswas, sebab dengan directplay masih memungkinkan terjadinya gol.
Hasil Laga Ditentukan Sampai Detik Akhir
Yusuf menilai dua tim di laga final tersebut memang sama-sama layak juara, terlebih jika dilihat dalam permainan dalam waktu normal, hingga akhirnya Argentina sebagai kampiun lewat drama adu penalti.
"Dengan skor 3-3 saja, masih ada peluang-peluang tercipta, salah satunya bola heading dari Konate setelah menerima umpan dari Mbappe," ungkap mantan asisten pelatih Persib ini.
"Messi juga memiliki peluang dua kali, menit-menit akhir saja masih seperti begitu. Itu buktinya direct play, jadi gaya tiki-taka sudah tidak terlihat."
Advertisement