Bola.com, Jakarta - Piala Dunia U-20 akan jadi momen penting buat Indonesia. Pengamat olahraga Fritz Simanjuntak menyarankan FIFA agar meniru langkah International Olympic Committee (IOC).
Ucapan Fritz berkaitan dengan polemik keikutsertaan Timnas Israel pada Piala Dunia U-20 di Indonesia. Sejumlah pihak mulai mempersoalkan keberadaan runner-up Euro U-19 2022, bahkan demonstrasi di sana-sini.
Baca Juga
Maarten Paes Wajib Baca! Bintang Jepang Akan Manfaatkan Rumput Lembut dan Memantul GBK untuk Lepaskan Tendangan, Bisa Jadi Gol Kejutan
Timnas Indonesia Vs Jepang: Duel Kevin Diks dan Wataru Endo, 2 Pemain yang Menjajal Sengitnya Liga Champions
Duel Antarlini Timnas Indonesia Vs Jepang: Garuda Wajib Full Konsentrasi dan Manfaatkan Momentum
Advertisement
Fritz mengungkapkan, FIFA dapat membantu Indonesia agar tidak melanggar aturan larangan mengibarkan bendera dan lagu kebangsaan Israel di Indonesia dengan mencontoh yang dilakukan IOC saat pelaksanaan Olimpiade.
Pada Olimpiade Tokyo 2020 atlet-atlet Rusia tetap diperbolehkan bertanding. Padahal Rusia sedang kena sanksi akibat kasus doping. Tetapi IOC tidak mengibarkan bendera Rusia maupun lagi kebangsaan dan menggantinya dengan bendera NOC Rusia (ROC).
"FIFA bisa melakukan seperti IOC memperlakukan atlet Rusia. Jika ini dilakukan maka ini akan sangat membantu Indonesia selaku tuan rumah penyelenggara dimana semua kewenangan mengenai peserta ada pada FIFA. Sejauh ini FIFA sudah banyak membantu dengan melakukan review sejumlah stadion yang akan digunakan Piala Dunia U20," kata Fritz, Selasa (21/3/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rebranding The Nation
Lebih lanjut, Fritz mengungkapkan, Piala Dunia U-20 2023 akan jadi momentum Indonesia melakukan Rebranding The Nation. Artinya, Indonesia bisa makin dikenal dengan negara yang toleran.
"Jika kita bisa menggelar Piala Dunia U-20 dengan baik, termasuk menerima Timnas Israel bertanding, ini akan menegaskan Indonesia adalah negara yang damai, nyaman, toleransi dan tidak diskriminasi," ujarnya.
Lebih lanjut, dari tuan rumah Piala Dunia U-20, potensi turis untuk mengunjungi Indonesia makin besar. "Bagus untuk investasi dan kita bisa bidding untuk event yang lebih besar seperti Piala Dunia maupun Olimpiade di masa mendatang," kata dia.
Advertisement
Buka Komunikasi
Di tempat terpisah, Yusuf Kurniawan, jurnalis olahraga senior yang juga praktisi pembinaan usia muda, mengatakan pentingnya komunikasi dari pemerintah kepada tokoh agama.
"Penting bagi pemerintah untuk melakukan komunikasi intens dan pendekatan hati ke hati ke tokoh-tokoh muslim, agar sentimen tentang keikut sertaan Israel di Piala Dunia U-20 yang akan digelar di negara kita mereda. Sehingga masalah politik campur baur dengan olahraga."
"Inspirasi masyarakat perlu didengarkan, namun mereka juga perlu mendapat penjelasan sesuai konteks biar masalah tidak menjadi bias," ungkap Yusuf Kurniawan.
Serahkan ke FIFA
Untuk masalah Israel, Fritz menyebut bukan suatu yang baru. Ada atlet bulu tangkis Israel pernah main di Istora di kejuaraan dunia 2015. Bahkan di luar olahraga pada tahun 1993, Presiden Soeharto pernah menerima Perdana Menteri Israel di kediamannya saat itu dalam upaya menjalin hubungan.
"Tetapi masalah Israel kita serahkan ke FIFA, Mereka yang punya wewenang. Kita tidak punya hubungan diplomatik, Kita fokus mempersiapkan Piala Dunia U20 ini bisa berlangsung dengan baik, aman dan nyaman," kata Fritz.
Senada, pengamat sepak bola senior, Tommy Welly juga ikut menyampaikan pandangannya, dalam konteks keolahragaan.
"Indonesia hanya penyelenggara, bukan pemilik event. FIFA adalah pemilik Piala Dunia U-20. Tugas Indonesia menjadi tuan rumah yang baik, dan tunduk dengan aturan main yang dibuat FIFA," kata Tommy yang akrab disapa Towel itu.
Advertisement