Bola.com, Jakarta - Duka mendalam tengah dirasakan segenap pelaku sepak bola tanah air. Persiapan bertahun-tahun untuk gelaran Piala Dunia U-20 2023 sirna begitu saja setelah FIFA membatalkan status tuan rumah Indonesia.
Keputusan itu tak lepas dari situasi panas yang terjadi beberapa hari terakhir. Penolakan Timnas Israel dari beberapa pihak nyatanya menjadi bumerang bagi penyelenggaraan turnamen ini.
Baca Juga
Suporter Jepang Ikut Mantau Timnas Indonesia Vs Arab Saudi: Selamat, Ayo Kita ke Piala Dunia Bersama!
Marselino Ferdinan Buka Suara soal Selebrasi Gol untuk Timnas Indonesia Melawan Arab Saudi, Bungkam Kritikus?
Shin Tae-yong Merasa Ultimatum dari Erick Thohir Semprot Para Pemain Timnas Indonesia untuk Ngotot Raih Kemenangan
Advertisement
Gubernur Bali, I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo jadi yang paling bersalah akan hal ini. Penolakan mereka dianggap mencederai Hostly Agreement yang ditandatangani sebelumnya.
Sekretaris Asprov PSSI Jawa Timur, Dyan Puspito Rini mengaku geregetan setelah mendengar kabar buruk ini. Ia tak menampik segala daya upaya yang dikerahkan terutama sembilan bulan terakhir menjadi tak berarti.
"Sangat disayangkan sekali. Dari tahun 2018 kami sudah menyiapkan semuanya Apalagi selama sembilan bulan terakhir, sangat intens berkerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya dan seluruh elemen stakeholder demi kesuksesan Piala Dunia U-20 ini," keluhnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kembalikan Motivasi Pemain
Wanita yang akrab disapa Ririn ini justru menyoroti mental para penggawa Timnas Indonesia U-20. Mau tak mau mereka harus menanggung derita yang amat sangat dalam atas keputusan tersebut.
"Tetapi keputusan sudah dibuat kita harus menjalankan keputusan itu. PR terbesarnya adalah membantu membangkitkan lagi semangat dari pemain-pemain muda kita untuk tetap bisa bertahan dan berprestasi karena tentunya kita membutuhkan role model," ujarnya.
Ia juga menilai dibatalkannya status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 melenyapkan momentum kebangkitan sepak bola nasional. Selepas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 korban jiwa, banyak pihak pesimistis dengan masa depan sepak bola tanah air.
"Selain untuk masyarakat luas, sebetulnya kami berharap Piala Dunia U-20 ini juga meningkatkan kembali harapan-harapan football family yang dulu pernah hilang. Apalagi setelah adanya pandemi Covid-19 dan Tragedi Kanjuruhan," sesalnya.
Advertisement
Asprov PSSI Jatim Berduka
Dengan pembatalan ini, Asprov PSSI Jatim akan segera melakukan langkah-langkah terkait terutama untuk kembali memutarkan kompetisi Liga 3. Tetapi untuk sekarang, mereka memilih berkabung dengan mengibarkan bendera setengah tiang.
"Kami mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk duka cita yang paling mendalam. Ini adalah duka dari football family. Tetapi kita harus menghargai apapun yang sudah diputuskan. Kasih satu atau dua hari untuk kami berduka," ungkapnya.
"Segera setelah ini kami akan merapatkan barisan dan bergandengan tangan lagi. Kami akan pastikan liga-liga yakni Liga 3 Jatim dan Piala Soeratin U-17 yang kemarin tidak berjalan karena kondisi. Harus kami pastikan kembali berjalan," tegas Ririn.
Rilis FIFA
Berikut ini surat atau rilis resmi dari FIFA perihal pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Dalam surat ini, tertulis pula ancaman sanksi dari FIFA yang bisa dijatuhkan kepada Indonesia
Advertisement