GSR Gelar Aksi 1.000 Lilin dan Doa Bersama untuk Kebangkitan Sepak Bola Indonesia

Dalam sesi diskusi, ketiga pembicara yang hadir sama-sama mengungkapkan rasa sedihnya seusai mendengar Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 yang sedianya digelar pada Mei tahun ini.

“Soal perasaan saya pikir sama seluruh Indonesia, kecuali para tokoh politik yang merasa sukses menggagalkan. Jujur saya sedih karena saya juga tahu persiapan cukup lama terutama para pemain,” ujar Sigit saat menghadiri diskusi kopi darat di Gedung Joang 45.

“Sama, sedih dan kecewa. Yang awalnya kami bangga dan karena kami akan menjadi bagian sejarah panjang Indonesia soal sepak bola,” ucap Richard.

“Tetap sama lah perasaan. Apapun ceritanya, timnas kan jadi simbol, simbol sebuah negara. Ketika timnas kita gak bisa ikut di Piala Dunia tentunya ini menjadi duka bagi Ibu Pertiwi, duka kita semua, duka seluruh masyarakat Indonesia,” kata Amsori.

Meski demikian, pembicara yang hadir mengajak “move on” dan membocorkan lembaran baru untuk tetap optimis agar sepak bola Indonesia berjalan lebih baik lagi ke depannya.

“Dengan Pak Erick Thohir kita juga harus optimistis sepak bola kita akan lebih maju,” ujar Richard.

“Saya rasa harapan-harapan Indonesia untuk hadir di Piala Dunia di bawah tangan dia InsyaAllah akan tercapai,” ucap Amsori.