Bola.com, Jakarta - Makram Daboub mungkin sedang berjuang untuk mempersiapkan Timnas Palestina pada Kualifikasi Piala Dunia 2026, tetapi ia merasa terhibur, setidaknya untuk saat ini, bahwa para pemainnya yang terjebak di Gaza aman.
Daboub yang berperan sebagai pelatih kepala sedianya ingin memasukkan Ibrahim Abuimeir, Khaled Al-Nabris, dan Ahmed Al-Kayed ke kamp pelatihan di Yordania menjelang pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Lebanon pada Kamis dan Australia mulai Minggu depan.
Baca Juga
Foto: Penampilan Istimewa Marselino Ferdinan Bawa Timnas Indonesia Raih Kemenangan Perdana di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Foto: Duel Kawan Satu Tim Calvin Verdonk dan Koki Ogawa pada Laga Timnas Indonesia Vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Foto: Aksi Koreografi Menakjubkan Buka Pertandingan Timnas Indonesia Vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Advertisement
Namun mereka tidak dapat keluar dari Gaza karena perang Israel-Hamas yang kini memasuki bulan kedua. Tiga pemain tersebut aman, tapi banyak kerabat mereka yang meninggal akibat pemboman tersebut.
“Sejauh ini mereka baik-baik saja,” kata Daboub kepada The Associated Press.
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Psikologis Terguncang
Dua pemain asal Gaza, Mohamed Saleh dan Mahmoud Wadi yang berbasis di Mesir, diperkirakan akan bergabung dengan tim Palestina di Yordania.
Daboub, yang berasal dari Tunisia, mengakui akan sulit bagi para pemain untuk fokus pada sepak bola sementara banyak dari mereka memiliki keluarga yang berada dalam bahaya.
“Dengan kematian dan kehancuran di Gaza, para pemain berada dalam kondisi psikologis yang sulit,” kata Daboub.
Advertisement
Sepak Bola yang Dirindukan
Namun bagi Susan Shalabi, wakil presiden Asosiasi Sepak Bola Palestina, tidak diragukan lagi bahwa para pemain dan masyarakat menginginkan pertandingan tersebut tetap dilanjutkan.
“Mereka adalah orang-orang yang ingin didengar dan dilihat oleh seluruh dunia, ingin hidup normal seperti orang lain, sehingga orang-orang peduli dengan tim nasionalnya,” kata Shalabi kepada AP.
“Ini mewakili kerinduan untuk diakui sebagai negara yang bebas dan berdaulat.”
Optimistis
Asosiasi Sepak Bola Palestina menjadi anggota penuh FIFA, badan pengatur sepak bola internasional, pada tahun 1998 dan telah mencapai beberapa keberhasilan di tingkat regional.
Tampil di Piala Dunia 2026 tentu menjadi impian bagi tim yang belum pernah nyaris mencapai final melalui jalur Kualifikasi Konfederasi Sepak Bola Asia.
Ada sedikit harapan lagi kali ini karena alokasi Kualifikasi otomatis Asia telah meningkat dari empat tempat pada tahun 2022 menjadi delapan tempat pada tahun 2026, ketika turnamen ini akan diselenggarakan bersama oleh Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.
Tim Palestina, yang mencapai peringkat tertinggi FIFA 73 pada tahun 2018, tampil di Piala Asia pada tahun 2015 dan 2019 dan telah lolos ke turnamen kontinental 2023 yang akan datang di Qatar.
“Tidak ada pertandingan yang bisa Anda menangkan sebelumnya,” kata Daboub. “Tetapi kami mempunyai peluang bagus untuk mencapai babak berikutnya di Kualifikasi Piala Dunia.”
Advertisement
Identitas Palestina
Palestina awalnya akan menjamu Australia untuk memulai babak Kualifikasi ini, namun pertandingan tersebut dialihkan ke tempat netral di Kuwait.
Persiapan terhenti karena para pemain tidak dapat berangkat untuk berpartisipasi dalam turnamen di Malaysia bulan lalu. Sekarang tim tersebut berbasis di Yordania untuk memastikan dapat melakukan perjalanan untuk pertandingan.
“Kami akan melakukan yang terbaik,” kata Daboub. "Sepak bola adalah permainan paling populer di dunia. Sepak bola menyatukan semua orang. Kami bercita-cita untuk mencapai hasil yang baik dan memenuhi syarat untuk menunjukkan identitas Palestina dan bahwa mereka adalah orang-orang yang pantas hidup dan mencintai perdamaian."