Bola.com, Jakarta Kota Solo memiliki kesan tersendiri bagi Timnas Mali U-17. Bukan hanya para pemain, namun juga begitu membekas buat jurnalis Mali yang meliput Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah.
Piala Dunia U-17 2023 telah usai. Jerman keluar sebagai juara setelah mengalahkan Prancis lewat adu penalti dengan skor 4-3 (2-2) di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (2/12/2023) malam WIB.
Baca Juga
Advertisement
Adapun peringkat ketiga ditempati oleh Mali. Mereka menggilas Argentina tiga gol tanpa balas pada perebutan tempat ketiga Piala Dunia U-17 2023, Jumat (1/12/2023) malam WIB.
Sepanjang Piala Dunia U-17 2023, setidaknya ada tiga jurnalis Mali yang dijumpai Bola.com meliput turnamen bergengsi kelompok usia tersebut. Ketiganya yaitu Soulimane, Ibrahim Yirango, dan Kadiatou Bagayoko.
Sebagai jurnalis yang ditugaskan khusus meliput Timnas Mali, mereka memang selalu mengawal para penggawa Mali, baik saat latihan maupun pertandingan. Selama ajang ini berlangsung, ketiganya pun harus tinggal selama lebih dari tiga pekan di Indonesia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berkesan
Kepada Bola.com, Kadiatou Bagayoko mengaku Solo merupakan kota yang indah. Menurutnya, waktu tiga Minggu cukup untuk dirinya mengenal warga lokal, sekaligus menikmati suasana Kota Bengawan.
"Saya selama di Solo menginap di hotel Horison. Kalau Tim Mali ada di hotel Alila. Soal masyarakat yang saya jumpai di sini mereka sangat baik dan ramah," ujar Bagayoko.
Selain itu, dia juga merasa sangat takjub dengan dukungan yang diberikan masyarakat Indonesia selama berjuang di Piala Dunia U-17 2023. Support tersebut, kata Bagayoko, menjadi suntikan semangat bagi skuad Mali di lapangan.
Advertisement
Selalu Dampingi Timnas Mali
Lebih jauh, Kadiatou Bagayoko yang merupakan jurnalis televisi M7 itu bercerita, Piala Dunia U-17 2023 bukan kali pertama dirinya ditugaskan meliput Timnas Mali. Sebelumnya, dia sudah beberapa kali mengawal The Eagles berlaga di sejumlah ajang.
Tidak hanya menyaksikan langsung perjuangan Tim Mali, namun Bagayoko juga mengaku senang karena dapat mendukung sang keponakan bertanding. Ya, dia merupakan tante dari gelandang Timnas Mali, Sekou Kone.
"Saya percaya bahwa kedua peran saya memberi saya misi ini dalam beberapa hal. Saya sangat tulus mengawal tim ini sejak kami memulai petualangan bersama di turnamen UFOA Zona A U-17 di Mauritania di mana Mali menjadi juaranya," katanya.
"Kami juga bersama di Aljazair di mana tim finis di posisi keempat sebagai bonus lolos ke fase akhir Piala Dunia ini," tambah dia.
Â
Sama-sama Cetak Sejarah
Perjuangan panjang anak-anak Mali hingga tampil di Piala Dunia U-17 tahun ini membuat Kadiatou Bagayoko sangat bangga dengan Timnas Mali U-17. Meski gagal meraih juara di Indonesia, dia menilai Ibrahim Diarra dkk. tampil luar biasa pada turnamen kali ini.
"Saya berkesempatan menemani mereka di sini, ke Indonesia di mana bersama-sama kita menulis satu halaman lagi dalam sejarah sepak bola generasi muda kita dengan medali perunggu," ungkapnya.
"Setelah medali perak yang diperoleh para senior mereka pada tahun 2015 di Chile. Jadi wajar jika saya merasa bangga melihat anak-anak berkembang selama kompetisi ini,".
"Suatu kebanggaan yang tidak bisa dilukiskan. Dan dengan bakatnya, saya dapat mengatakan tanpa risiko disalah artikan bahwa saya adalah seorang bibi yang berprestasi," sambungnya.
Advertisement