Bola.com, Palembang - Gerah karena tidak ada perkembangan signifikan perihal kisruh sepak bola nasional, suporter Sriwijaya FC (SFC) kembali melaksanakan aksi mengkritisi kondisi tersebut. Dalam aksi yang berbarengan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (20/5), kelompok suporter SFC mengirimkan beberapa buku pelajaran sejarah untuk Menpora Imam Nahrawi.
"Sejak kecil, kita diajarkan bagaimana pergerakan Budi Utomo yang lahir pada 20 Mei 1908 menjadi tonggak awal kebangkitan perjuangan nasional. Kami sengaja mengirim buku pelajaran sejarah ini kepada Menpora, dengan harapan beliau dapat meluangkan waktu untuk mengingat kembali perlawanan merebut kemerdekaan dari penjajah tersebut,” ujar Arie Firdaus, perwakilan dari SFC Kaskus, saat ditemui usai mengirimkan paket buku di kantor Pos Palembang, Rabu (20/5).
Advertisement
Menurut Arie, lahirnya Budi Utomo mengajarkan bahwa persatuan dan kesatuan serta rasa nasionalisme merupakan salah satu modal bangsa dalam merebut kemerdekaan setelah sebelumnya perlawanan hanya dilakukan dengan bersifat kedaerahan.
"Kini seharusnya kita punya rasa malu kepada para pahlawan yang sudah mengorbankan nyawa saat perjuangan. Setelah 70 tahun merdeka dan 107 tahun setelah berdirinya Budi Utomo, bangsa ini terus sibuk bertikai antarsesama, seperti konflik antara Menpora dan PSSI ini," tuturnya.
Hal sama disampaikan Rocky dan Akteh dari Singa Mania yang berharap kisruh sepak bola di Tanah Air harus segera diselesaikan dengan cara musyawarah.
"Lagu kita masih sama, Indonesia Raya. Hal ini bukan siapa yang salah atau benar, bukan juga menang atau kalah. Kepentingan bangsa harus diutamakan. Jangan sampai negara kita terpecah karena sepak bola, padahal negara ini pernah dipersatukan saat Piala AFF 2010, sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh parpol, suku bahkan agama sekalipun," tegasnya.
Rocky dan Akteh mengungkapkan sepak bola seharusnya mempersatukan bangsa, bukan sebaliknya.
"Sepak bola mengajarkan sportivitas dan fair play. Menpora sebagai perwakilan pemerintah harus lebih bijak menyikapi masalah ini. Kami tidak membabi buta membela PSSI karena memang PSSI perlu perbaikan. Silakan diawasi, namun cabut pembekuan agar kompetisi dapat berlangsung kembali dengan normal," ujar keduanya.
Mewakili Singa Mania, keduanya berujar pembekuan PSSI yang berujung pada penghentian kompetisi bukan hanya membuat klub dan pemain jadi korban, melainkan juga berdampak ke seluruh masyarakat di Indonesia.
Baca Juga :
Ups, Fabio Cannavaro Tak Bisa Bedakan Gerrard dengan Lampard!