Bola.com, Singapura - Triyaningsih memenuhi asa merebut medali emas di nomor spesialisasinya, 5.000 meter putri. Pada perebutan medali emas di Stadion Nasional, Selasa (9/6), pelari mungil itu melaju di urutan terdepan sejak awal.
Namun, kompatriotnya, Rini Budiarti, tak mau menyerah. Bersama pelari Myanmar, Phyu War Thet. Ketiganya melaju di depan. Rini, Triyaningsih, dan Phyu silih berganti menguasai posisi tiga besar.
Advertisement
Pada putaran ke-8 Triyaningsih sukses melewati Rini dan Phyu untuk memastikan posisi terdepan hingga 12 putaran selesai dilahapnya.
Meski merebut emas, Triyaningsih gagal memecahkan rekor atas namanya sendiri, yang diukir pada SEA Games 2007 di Nakhon Rachatsima, Thailand. Catatan waktu yang dibukukan ketika itu 15:54.32 detik. Di SEA Games 2015 ini catatan Triyaningsih 16:18.06.
Rini, yang terus membuntuti Triyaningsih, berada di peringkat kedua dan memastikan tim Indonesia meraih dua medali dari nomor 5.000 meter putri, yakni emas serta perak.
Di nomor 5.000 putra, Agus Prayogo gagal mempertahankan keunggulan yang sudah dimiliknya sejak putaran pertama.
Di putaran terakhir, tepatnya sekitar 300 meter jelang garis finish, tak diduga pelari asal Vietnam, Nguyen Van Lai, yang menempel Agus sejak awal di posisi kedua melakukan sprint. Agus harus mengakui kecepatan Nguyen dan mendapat medali perak.
"Dari beberapa SEA Games terakhir, dia saingan saya. Dia lebih muda setahun dari saya," kata Agus tentang Nguyen.
"Speed-nya memang kuat. Strategi saya sebenarnya menarik dia sejak awal. Bila menunggu, malah nanti saya tak bisa mengejarnya," imbuh Agus.
Perebut emas di nomor 10.000 meter putra SEA Games 2011 itu mengaku sempat kaget kala Nguyen menyusulnya. Berkat sprint yang dilakukan jelang finish, Nguyen Van Lai membukukan rekor SEA Games baru. Rekor lama atas nama M. Ramachandran, 14:08.97, dipertajam Nguyen dengan catatan 14:04.82.
"Besok saya masih turun di nomor 10.000 meter. Mudah-mudahan ada peluang bagi saya," kata Agus.
Baca Juga:
Tenis Beregu Putra Gagal Dulang Medali Emas