Bola.com, Wina - Kegagalan pebulutangkis Indonesia meraih gelar juara di semua sektor pada Indonesia Terbuka Super Series Premier (SSP) 2015, sudah tentu mengecewakan pecinta bulutangkis di tanah air. Masyarakat Indonesia sejatinya rindu akan kehebatan para pebulutangkisnya, seperti era Susi Susanti dan Alan Budikusuma.
Sebagai negara yang identik dengan olahraga tepuk bulu ini, sudah seharusnya Indonesia bisa kembali merajai percaturan bulutangkis dunia. Apa sebenarnya kendala yang dialami Indonesia?
Bola.com belum lama ini berbincang-bincang dengan Adi Pratama, mantan pemain Pelatnas PBSI yang saat ini meniti karir di Austria sebagai asisten pelatih tim nasional negara yang berpenduduk 8,4 juta jiwa tersebut.
Berikut petikan wawancara Bola.com dengan Adi di kota Wina, Austria:
Selama di Austria apakah masih mengikuti perkembangan bulutangkis tanah air?
Masih dong. Saya selalu meluangkan waktu untuk membaca berita-berita seputar bulutangkis di Indonesia. Kalau ada pertandingan, saya juga sempatkan waktu untuk nonton melalui streaming di laptop. Turnamen Indonesia Terbuka SSP 2015 juga saya tonton.
Sering komunikasi dengan teman-teman (pebulutangkis) di Indonesia?
Kalau komunikasi dengan teman-teman juga sering. Namanya juga sesama atlet bulutangkis, yah sudah pasti saya suka komunikasi dengan teman-teman di Indonesia. Baik yang Pelatnas maupun yang independent/profesional.
Bagaimana menurut Adi penampilan pebulutangkis Indonesia di Indonesia Terbuka SSP 2015?
Kalau dari hasil akhirnya, pasti masyarakat Indonesia kecewa. Itu wajar menurut saya. Karena keinginan masyarakat kita kan adalah meraih hasil akhir yang bagus dalam hal ini juara. Apalagi bermain di negara sendiri. Tapi pendapat pribadi saya sendiri melihat penampilan pebulutangkis kita dari semua sektor sebenarnya ada kemajuan bahkan ada juga yang mengejutkan. Ada peningkatan, khususnya para pemain junior seperti Jonathan Christie dan Anthony Ginting. Mereka sukses sampai babak 8 besar. Tunggal putri-nya juga sama, berhasil sampai 8 besar. Menurut saya, mereka telah berhasil melampui target. Penampilan mereka memberikan harapan semoga penampilan para pemain muda kita bisa terus meningkat, hingga pada saatnya nanti bisa meraih gelar juara.
Lantas bagaimana dengan pemain-pemain yang lain? Mereka kan ditarget bisa meraih hasil maksimal di kejuaraan ini.
Menurut saya, mereka kurang beruntung saja. Seperti pasangan ganda putra Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan yang terhenti di babak semifinal itu saya nilai kurang beruntung saja. Secara kemampuan skill dan teknik, semua pemain yang tampil di Indonesia Terbuka merata kekuatannya. Yah 11-12 lah (beda-beda tipis) antara lawan dengan pebulutangkis Indonesia. Karena sama-sama kuat, tinggal faktor luck-nya saja yang menentukan.
Baca Juga:
Advertisement
Statistik Kekalahan Greysia / Nitya dari Tang / Tian
Ko / Shin Rebut Gelar Ganda Putra
Kento Momota : Saya Akan Rayakan Kemenangan dengan Teman-teman