Bola.com, Jakarta - Pelatih ganda campuran pelatnas PBSI, Richard Mainaky, menyebut minimnya bibit ganda campuran adalah tanggung jawab bersama. PBSI dan klub punya andil supaya nomor ganda campuran tetap diminati oleh atlet.
Fenomena yang unik terlihat saat turnamen khusus ganda, Yonex Sunrise, digagas eks atlet pelatnas Candra Wijaya. Dalam turnamen itu, setelah lima edisi sebelumnya hanya mempertandingkan ganda putra, mulai tahun ini dibuka buat nomor ganda putri dan ganda campuran.
Advertisement
Hanya saja, peminat nomor ganda campuran, terutama di kelas dewasa tak terlalu banyak. Beda dengan dua nomor ganda lainnya. Padahal belakangan ini nomor ganda campuran memiliki jagoan yang prestasinya mendunia.
Lihat saja pencapaian Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir yang merupakan juara All England 2013 dan 2014, serta juara dunia 2013. Mundur ke belakang, Lilyana menjadi juara dunia bersama Nova Widianto pada 2005 dan 2007.
Richard, yang melatih pasangan Nova/Lilyana dan Tontowi/Lilyana, mengakui kecenderungan kurangnya peminat nomor ganda campuran. Richard yang juga eks pebulutangkis nasional ini punya alasan.
"Pada kelas pemula, remaja, dan taruna peminat ganda campuran lebih banyak. Setelah itu di kelas dewasa tak banyak lagi atlet yang tersedia. Saya rasa ada persepsi yang perlu diubah di nomor ganda campuran," ungkap Richard.
Menurutnya, pada nomor ganda campuran, biasanya pemain akan banting setir kalau merasa mentok belum berprestasi di usia 18 tahun atau batas akhir kelas taruna. Setelah itu, atlet umumnya memutuskan untuk menjadi pemain ganda putra atau putri.
Padahal menurut Richard, justru di usia akhir kelompok taruna baru akan terlihat bibit unggul yang bisa lebih berkembang di level dewasa. Ia menyarankan klub untuk memberi pengertian supaya atlet tak cepat pindah haluan ke ganda putra atau putri.
"Tak mudah buat main di nomor ganda campuran. Buat atlet pria, dia harus menutup kelemahan partnernya yang wanita. Sementara buat yang wanita, ia menghadapi lawan pria yang lebih kuat. Kalau di akhir kelompok taruna mereka belum berprestasi, atlet umumnya memutuskan untuk menekuni nomor ganda putra atau putri karena bebannya lebih ringan. Klub harus bisa memberi pengertian supaya bibit atlet ganda campuran tak semakin langka," ujar Richard.
Yonex-Sunrise Double Special Championship akan diikuti 516 atlet yang dibagi dalam kelompok usia pemula (15 tahun), remaja di bawah 17 tahun), dan taruna (di bawah 19 tahun). Turnamen yang telah memasuki edisi keenam di tahun ini akan digelar di GOR Bulutangkis Asia-Afrika, Senayan pada 29 Juli - 1 Agustus 2015.
Baca Juga:
Jaga Sportivitas, Yonex Sunrise Libatkan Ahli Forensik
Kejuaraan Dunia BWF: Drawing di Museum BI Atas Usulan Ahok
Kejuaraan Dunia BWF 2015: Ricky Puas dengan Hasil Undian Ganda