Bola.com - Suasana serius tapi santai tersaji pada sesi latihan para pebulutangkis nasional di Hall Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (4/8/2015) kemarin. Di tiap lima baris lapangan, masing-masing pemain fokus menjalani program latihannya.
Termasuk pemain spesialis ganda campuran yang menjadi kebanggaan Indonesia, Liliyana Natsir. Mendapat misi meraih gelar juara di Kejuaraan Dunia BWF 2015, Liliyana terlihat tekun melakoni agenda latihan yang diberikan sang pelatih, Richard Mainaky.
Advertisement
Pada sesi latihan kedua, Liliyana dan pasangannya di ganda campuran, Tontowi Ahmad, berlatih menghadapi empat pemain. Sedangkan pada sesi latihan ketiga pada sore hari, Liliyana dan Tontowi berlatih, berpasangan dengan beberapa pemain berbeda.
Memasuki pekan terakhir latihan, Liliyana memang diberi program latihan terpisah dengan rekannya, Tontowi. Liliyana menjalani sesi latihan foot work untuk melincahkan pergerakan kakinya, sementara Tontowi melahap sesi latihan defense dengan meladeni tiga pemain sekaligus.
Meski lelah, Liliyana pantang menyerah. Di usia yang relatif tak lagi muda, 29 tahun, dia tetap semangat berlatih.
Hal itu diakui Liliyana tidak lepas dari keinginannya merasakan sensasi memenangi turnamen di hadapan publik sendiri. Kejuaraan Dunia BWF 2015 yang akan dihelat di Istora Senayan, Jakarta, 10-16 Agustus mendatang, menjadi momen sempurna untuk merealisasikan asanya tersebut.
Maklum, selama belasan tahun berkarier di olah raga tepok bulu, Butet, demikian ia biasa disapa, baru satu kali menjadi juara di Istora. Itu pun sebatas SEA Games.
Selebihnya, di turnamen Indonesia Terbuka Super Series dan Super Series Premier, yang langganan menggelar pertandingan di Istora, prestasi terbaik Butet hanya sampai finalis.
“Rasanya geregetan banget belum bisa juara lagi di rumah sendiri, Istora. Padahal, di turnamen-turnamen lain yang digelar di luar negeri dengan musuh-musuh sama, saya bisa juara. Di All England, malah sampai tiga kali. Kan aneh,” tutur Liliyana kepada Bola.com.
“Kalau saya flash back, saya pernah kok menang di Istora. Walaupun hanya level SEA Games, tapi lawan di final saat itu juga bagus, Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam. Jadi, sebenarnya saya ini bisa menang di Istora,” imbuhnya.
Ambisi menang di rumah sendiri yang diusung Liliyana diamini Tontowi. Secara terpisah, pemain yang akrab disapa Owi itu bertekad membantu Liliyana menuntaskan misi terpendam selama beberapa tahun terakhir.
Bila sukses, Tontowi/Liliyana akan menyabet gelar juara dunia untuk kali kedua. Khusus untuk Liliyana, titel kampiun dunia mendatang bakal mengantarnya sebagai pemain ganda campuran dengan koleksi gelar paling banyak, serta mendekatkan dirinya kepada rekor juara tersering yang dipegang pebulutangkis tunggal putra Tiongkok, Lin Dan.
“Saya tidak mau muluk-muluk. Tapi saya juga tidak mau cepat puas. Bagi sebagian orang, tiga kali juara dunia sudah luar biasa, tapi kalau bisa sampai empat kali, ya saya amin-amin (mengamini, red),” kata Liliyana.
“Buat saya, kesempatan tidak datang ke semua orang. Kalau ada kesempatan untuk menang lagi, kenapa tidak?” lanjutnya optimistis.
Sejauh ini, Liliyana tercatat sebagai salah satu pemain ganda campuran paling sukses di Kejuaraan Dunia. Seperti pebulutangkis ganda campuran Korea Selatan, Park Joo-bong, Liliyana juga mengantongi tiga gelar juara dunia dengan dua pasangan berbeda.
Dua gelar juara dunia pertama dimenangi Liliyana bersama Nova Widianto, pada 2005 dan 2007. Sedang satu titel kampiun terakhir diraih dengan partnernya saat ini, Tontowi Ahmad, pada 2013 lalu.
Tahun lalu, Liliyana harus merelakan gelar juara dunia berlalu tanpa perjuangan lantaran Tontowi mendapat cedera. Namun, cerita 365 hari lalu sudah tak lagi berlaku tahun ini.
Sama-sama siap secara mental dan fisik, Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad diharapkan bisa memenuhi ekspektasi publik Tanah Air. Amin untuk itu!
Baca juga:
Kejuaraan Dunia 2015: Rizki Amelia Pradipta Tanpa Target
Pelatih Ganda Putra Bicara Soal Target di Kejuaraan Dunia 2015