Sukses


Wawancara Peter Gade: Saya Mau Pemain Prancis Masuk Top 10

Bola.com, Jakarta - Peter Gade Christensen, atau yang kini lebih dikenal dengan Peter Gade saja, memang sosok legenda bagi dunia bulutangkis Denmark, negara asalnya. Namun, lebih dari itu, nama Gade juga merupakan personal yang dihormati sejumlah negara lain. Termasuk Prancis, yang kini memberinya kepercayaan sebagai Performance Director di tim nasional bulutangkis.

Terhitung sejak 15 Mei 2015, Gade resmi menjabat posisi itu. Peran utamanya? Melatih pebulutangkis-pebulutangkis Prancis.

Gade mungkin baru sekitar 3 bulan menjalani peran barunya, tapi di atas lapangan, anak-anak didik pria berusia 38 tahun itu sudah mulai terlihat. Bukti terkini, ganda putra Ronan Labar/Baptiste Careme, nyaris membuat pasangan andalan Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan terjungkal di babak kedua Kejuaraan Dunia BWF 2015, yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, 10-16 Agustus.

Lantas, hal apa saja yang diberikan Gade hingga pebulutangkis-pebulutangkis Tim Ayam Jantan begitu beringas? Berikut wawancara Bola.com dengan Juara All England 1999 itu.

Halo Peter, apa kabar? Senang bisa bertemu Anda lagi di Istora Senayan, Jakarta.

Halo. Senang juga bisa kembali bertemu Anda di sini. Kabar saya baik.

Terakhir Anda datang ke Istora, tiga tahun lalu, status Anda masih pemain untuk Denmark. Sekarang Anda datang lagi, tapi dengan bendera Prancis. Bisa diceritakan sedikit?

Ya, sekarang saya memang membantu tim Prancis. Jujur saja, saya tidak menyangka bisa berada di posisi ini. Tapi itulah yang terjadi. Beberapa bulan lalu, federasi bulutangkis Prancis mengontak saya, menawari saya pekerjaan sebagai Performance Director. Dan di sinilah saya sekarang.

Apa tugas utama Anda di tim Prancis?

Tugas utama saya melatih para pebulutangkis Prancis. Tapi, selain itu, saya juga membangun struktur baru di sini dan tentu saja memotivasi mereka untuk menjadi pebulutangkis kelas dunia. Memang bukan pekerjaan mudah, karena secara umum, Prancis memang sedikit tertinggal dibanding negara-negara Eropa, seperti Denmark atau Inggris. Tapi, pemain-pemainnya punya bakat kok.

Berapa lama Anda dikontrak tim Prancis? Apa target Anda dalam durasi waktu tersebut?

Saya akan bekerja sama dengan tim Prancis selama 5 tahun. Selama itu, target besar saya adalah menghasilkan pemain di peringkat 15 sampai 10 dunia. Mungkin terdengar muluk, tapi saya yakin dengan pemain-pemain yang ada.

Tadi Anda bilang selain melatih dan memotivasi pebulutangkis-pebulutangkis Prancis, Anda juga membangun struktur baru di tim. Seperti apa struktur baru itu?

Saya tidak bisa berbicara terlalu detil mengenai itu. Tapi yang jelas, saya menekankan mereka untuk mau berlatih setiap hari. Karena selama ini, sebagian besar dari mereka masih belum menerapkan program latihan harian. Ini yang paling sulit. Mengubah pola pikir dan membentuk mental baru kepada mereka.

Tapi, dalam 3 bulan Anda melatih tim Prancis, pemain-pemain Prancis sudah mulai menunjukkan taji. Tadi, ganda putri Delphine Lansac/Emilie Lefel mampu mencuri poin di gim pertama lawan ganda putri Jepang, Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda, unggulan ke-8 di Kejuaraan Dunia 2015. Pun demikian dengan ganda putra Ronan Labar/Baptiste Carema yang memberi perlawanan sengit kepada unggulan ketiga sekaligus wakil tuan rumah, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Apa komentar Anda?

Saya bangga dengan mereka semua. Saya sendiri tidak menyangka kalau mereka bisa mendapat peluang memenangi pertandingan dengan memenangi satu gim. Tapi tetap saja, hasil di sini belum bisa dijadikan tolok ukur kinerja saya. Perjalanan saya dan tim Prancis masih jauh. Kami masih butuh waktu untuk menjalani proses. Memang pencapaian ini sudah lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Beberapa pemain Prancis mampu mencapai babak kedua. Biasanya, di babak pertama pemain-pemain Prancis sudah habis.

Setelah Kejuaraan Dunia 2015, apa target jarak pendek Anda?

Setelah ini kami akan kembali ke Prancis. Kembali berlatih dan mempersiapkan diri untuk Olimpiade 2016 dan Kejuaraan Eropa 2016. Kebetulan tahun depan Prancis akan menjadi tuan rumah. Jadi, sepertinya itu akan menjadi momentum tepat bagi tim Prancis.

Video Populer

Foto Populer