Bola.com, Jakarta - Oleh: Ashiddiq Adha
Kejuaraan Dunia Bulutangkis BWF 2015 telah selesai diselenggarakan di Istora, Senayan, Jakarta, Minggu (16/8). Indonesia hanya menempatkan satu wakil di babak final, yaitu dari nomor ganda putra, lewat pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, yang sukses mempersembahkan medali emas satu-satunya.
Advertisement
Tulisan ini membahas kiprah pasangan terbaik Indonesia di nomor ganda campuran, Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir. Mereka tmapil sebagai unggulan ketiga. Owi/Butet mampu melaju hingga semifinal, sebelum dikalahkan pasangan unggulan pertama asal Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei 22-20, 21-23, 12-21. Kekalahan ini melanjutkan kutukan Owi/Butet yang belum pernah berjaya di turnamen yang diselenggarakan di negeri sendiri.
Statistik Serangan Owi/Butet
Dari pertandingan pertama hingga perempat final, Owi/Butet melaju dengan nyaman. Tiga pertandingan yang mereka lalui sebelum semifinal selalu dituntaskan lewat permainan straight game alias dua gim langsung.
Poin dari pukulan smash masih menjadi pendulang angka terbanyak Owi/Butet di luar kesalahan lawan. 45 poin berhasil mereka kumpulkan sepanjang turnamen lewat smash, atau 24,8% angka diraih dari pukulan mematikan tersebut.
Sementara, persentase smash sukses Owi/Butet sepanjang turnamen sebesar 20%. Dengan kata lain, pukulan smash masih menjadi andalan pasangan ini, terutama Owi yang terkenal dengan smash yang mematikan.
Dalam aspek perolehan poin, maka faktor kesalahan lawan menjadi pendulang poin Owi/Butet di sepanjang turnamen. Total 82 poin diraih lewat kesalahan elementer lawan-lawannya. Pertandingan semifinal melawan Zhang/Zhao menjadi laga dimana Owi/Butet banyak mendapat poin dari kesalahan lawan, total 25 poin berhasil didapatkan.
Namun, karena pertandingan itu berlangsung hingga tiga gim, maka jika dirata-rata, Owi/Butet meraih 8,3 poin per gim lewat kesalahan lawan. Jika, melihat dari perspektif rataan perolehan poin lewat kesalahan lawan, maka pertandingan pertama melawan pasangan Rusia, Radion Kargaev/Ekaterina Bolotova menjadi pertandingan yang paling banyak mendapat bonus karena kesalahan lawan. Rata-rata 10 poin per gim dimenangkan Owi/Butet melawan pasangan ini, atau dengan kata lain, hampir setengah poin yang didapat pada setiap gim karena kesalahan lawan.
Jika melihat letak kok jatuh saat menghasilkan poin, maka zona sebelah kiri lawan menjadi favorit pasangan juara dunia 2013 ini. Sepanjang turnamen, 48 poin didapatkan dengan mengarahkan kok ke sisi kiri lapangan lawan, sedangkan dari sisi kanan diperoleh 44 poin dan zona depan hanya diperoleh 7 poin.
Penyebab kekalahan dari sudut pandang statistik
Jika dilihat melalui angka-angka statistik, penyebab utama kekalahan Owi/Butet di semifinal lebih banyak disebabkan kesalahan pengembalian bola yang sering tersangkut di net atau keluar lapangan. 25 poin diberikan Owi/Butet ke lawan, atau rata-rata 8,3 poin setiap gim didapatkan pasangan nomor satu dunia tersebut karena faktor unforced error Owi/Butet.
Selain, itu pukulan smash dari Zhang/Zhao juga kerap merepotkan Owi/Butet, dari 63 smash yang dilepaskan pasangan Tiongkok tersebut, 15 di antaranya berbuah poin, sementara sisanya sanggup dikembalikan Owi/Butet. Jika dirata-rata persentase pengembalian smash Owi/Butet pada pertandingan tersebut sebesar 76%.
Pukulan drive menjadi penyumbang angka yang membantu Zhang/Zhao dalam mendulang poin. Rata-rata tiga poin setiap set mereka dapatkan lewat pukulan drive. Zona kiri pertahanan Owi/Butet merupakan zona paling sering diincar oleh pasangan Tiongkok tersebut.
Tercatat 58% poin yang dihasilkan Zhang/Zhao dihasilkan di daerah tersebut. Hal itu bukan tanpa alasan. Pasangan Indonesia merupakan pemain dengan pegangan tangan kanan. Sehingga sisi kiri merupakan bagian yang empuk untuk dieksploitasi, karena akan lebih sering memaksa Owi/Butet melakukan pengembalian lewat backhand.
Dari angka-angka statistik di atas, terlihat bahwa penyebab utama kekalahan pasangan andalan Indonesia ini karena ketidaktenangan mereka dalam pengembalian kok. Masalah ini kerap dihadapi Owi/Butet terutama saat pertandingan besar yang penuh tekanan.
Baca Juga:
Kejuaraan Dunia 2015: Tontowi / Liliyana Terjegal di Semifinal