Bola.com, Jakarta - Memanasnya kisruh internal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mulai menuai komentar dari sejumlah pihak, salah satunya pengamat olahraga nasional, Ian Situmorang.
Menurut Ian, konflik internal KOI berakar pada masalah gengsi dan materi jelang penyelenggaraan Asian Games 2016 di Indonesia. Apalagi, untuk menjadi tuan rumah pesta olahraga empat tahunan negara-negara Asia itu, Indonesia diperkirakan butuh biaya hingga 47 juta Dollar AS atau setara Rp 648 miliar.
Advertisement
"Ya, kalau menurut saya, konflik ini cuma masalah gengsi dan materi terkait Asian Games 2016 saja," ujarnya kepada Bola.com, melalui sambungan telepon, Rabu (7/10/2015).
"Dari kubu Rita Subowo (Ketua Umum KOI), ada perasaan bahwa dialah yang menggolkan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2016. Sementara kubu lain (Timbul Thomas Lubis), memang sudah memiliki gesekan dengan kubu Rita sebelumnya. Inilah yang memungkinkan terjadinya kisruh internal di KOI sekarang," sambung pria yang sempat berkarier sebagai wartawan olahraga itu.
Friksi internal KOI mulai muncul ke permukaan setelah Rapat Anggota Istimewa dan Kongres Istimewa KOI yang mengagendakan pembahasan perubahan AD/ART KOI pada Rabu, 30 September 2015 lalu, berakhir tanpa keputusan. Gara-gara tidak ada kesepakatan, Ketum KOI Rita Subowo menutup rapat secara sepihak dan meninggalkan ruangan.
Saat Rita menutup rapat, mayoritas anggota KOI yang dipimpin Doddy Iswandi (Sekjen Persatuan Gulat Seluruh Indonesia) menggelar rapat lanjutan di Gedung Serba Guna Senayan. Dalam rapat itu, para anggota juga membentuk tim penyaringan dan penjaringan calon ketum. Tim ini disetujui 27 anggota biasa plus 12 anggota luar biasa, dan diketuai Timbul.
Selain membentuk Tim Penyaringan dan Penjaringan, peserta rapat juga membentuk Tim Koordinasi dan Negosiasi, yang dipimpin Doddy Iswandi. Tim ini bertugas bernegosiasi dengan Ketum KOI Rita Subowo terkait Tim Penyaringan dan Penjaringan yang mereka bentuk.
Namun, sampai saat ini belum terjadi mediasi antara kedua belah pihak. Kubu Rita menjanjikan menggelar pertemuan pada Jumat, 9 Oktober 2015 mendatang. Tapi, kubu Timbul masih belum bisa mengiyakan undangan tersebut.
"Ya, kalau menurut saya, sebaiknya kedua kubu ini sama-sama maju saja. Kalau memang merasa punya kekuatan, ya silakan diadu saja kekuatan mereka di dalam tubuh KOI. Toh, nantinya kan pemilihan Ketua Umum KOI berdasarkan penghitungan suara," tutur Ian.
"Tapi, saran saya, memang sebaiknya panitia pemilihan Ketua Umum KOI yang baru membentuk tim independen juga. Supaya tidak ada pihak-pihak yang kemudian merasa berat sebelah," kata Ian.
Baca juga:
Gagal Temui KOI, Tim Koordinasi Ambil Dua Sikap
Siap Bersaing Jadi Ketum KOI, Muddai Madang Usung Misi Khusus