Sukses


5 Rekor Fantastis Roger Federer yang Sulit Dipatahkan

Bola.com, - Roger Federer dan rekor sangat sulit dipisahkan. Selama 17 tahun menjalani karier profesional, petenis Swiss pemegang 17 titel grand slam tersebut telah mengukir sejumlah rekor hebat. Hal itu menggarisbawahi skill fantastisnya di lapangan.

Bahkan di usia 34 tahun, Federer yang kini menduduki ranking 3 dunia itu masih terus menambahkan hal baru dalam warisan hebatnya di kancah tenis dunia.

Di antara berderet rekor yang dimiliki pria berjuluk FedEx tersebut, ada beberapa yang kemungkinan bakal sulit dipatahkan.

Inilah 5 rekor istimewa milik King Roger, seperti dilansir Sport Keeda, Selasa (1/12/2015):

56 Kemenangan Beruntun di Lapangan Keras

Rekor ini sangat istimewa. Federer tampaknya sangat nyaman bermain di lapangan keras alias hardcourt. Sebanyak 56 kemenangan beruntun dibukukan Federer sejak tampil di Rotterdam pada Februari 2005 hingga laga di Dubai pada Februari 2006.

Rafael Nadal berhasil menghentikan rekor 56 kemenangan beruntun Roger Federer di lapangan keras. (Sportskeeda.com).

Lawan yang ditundukkannya di Rotterdam adalah Bohdan Ulihrach, sedangkan yang menghentikan lajunya adalah Rafael Nadal, yang saat itu masih berusia 19 tahun.

Catatan 56 kemenangan beruntun di lapangan keras itu masih menjadi yang terpanjang di Era Open. Rekor Federer bakal terasa lebih mengesankan jika melihat fakta hampir 70 persen pertandingan tenis saat ini dimainkan di lapangan keras. Hal itu membuktikan dominasi Federer pada masa kejayaannya dan keahliannya di outdoor maupun indoor.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

1

24 Kemenangan Beruntun di Final

Saat berada di puncak performa, Federer benar-benar sulit dihentikan. Terbukti, dia mampu mencapai final dalam 24 turnamen beruntun, pada periode 2003 hingga 2005.

Rekor kemenangan di 24 final beruntun yang dibukukan Roger Federer dimulai dengan kemenangan atas Carlos Moya. (SportsKeeda.com)

Laju gemilang tersebut dimulai di final ATP Wina pada 2003, saat mengalahkan Carlos Moya, kemudian berakhir di final Tennis Masters Cup 2005. Kala itu dia dikalahkan David Nalbandian dalam pertandingan lima set yang super ketat.

Rekor kemenangan beruntun di final pada era Open sebelumnya dipegang bersama Bjorn Borg dan John McEnroe. Gara-gara laju gemilang tersebut, Federer juga dinobatkan sebagai petenis pria pertama yang memenangi minimal 10 titel dalam semusim tanpa kalah di final.

3 dari 3 halaman

2

Jadi Unggulan Pertama dalam 3 Olimpiade Beruntun

Bukti sahih awetnya kehebatan Federer di level tertinggi adalah fakta dia menduduki peringkat 1 dunia dan menjadi unggulan pertama di tiga Olimpiade beruntun, pada 2004 (Athena), 2008 (Beijing), dan 2012 (London).

Namun, bukan berarti di Federer selalu berdiri nyaman di peringkat pertama. Dalam periode delapan tahun kejayaannya, posisi terhormat itu sempat diambil alih Rafael Nadal dan Novak Djokovic. 

24 Kemenangan Beruntun Vs Lawan Berperingkat 10 Besar Dunia

Rekor 24 kemenangan beruntun yang dibukukan Roger Federer melawan petenis berperingkat 10 besar dimulai pada 2003 saat mengalahkan Andre Agassi. (Sportskeeda.com)

Rekor Federer lainnya yang diprediksi bakal sulit dipatahkan adalah kehebatannya saat menghadapi petenis berperingkat 10 besar. Terbukti, dia tak pernah kalah dari lawan elite sejak Oktober 2003 hingga Januari 2005.

Prestasi gemilang itu diawali saat mengalahkan Andre Agassi (berperingkat lima) di Tennis Masters Cup 2003, kemudian berakhir di tangan Marat Safin (peringkat empat) di semifinal Australia Terbuka 2005.

Pemain lawan papan atas yang menjadi korbannya dalam periode gemilang itu antara lain Lleyton Hewitt, Carlos Moya, Andy Roddick, Gaston Gaudio, Marat Safin, dan Juan Carlos Ferrero, serta Agassi.

237 Pekan Beruntun di Peringkat 1 Dunia

Supremasi Federer yang paling kasat mata adalah saat menduduki peringkat satu dunia dalam waktu yang sangat lama, tepatnya 237 pekan. Periode tersebut dimulai pada 2 Februari 2004 dan berakhir pada 17 Agustus 2008. Dominasinya berhenti setelah posisi terhormat itu diambil alih petenis Spanyol, Rafael Nadal.

 

Video Populer

Foto Populer