Bola.com, Melbourne - Petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic buka suara soal dugaan pengaturan skor dalam dunia tenis. Bahkan, Djokovic mengaku pernah mendapat tawaran sejumlah uang demi mengatur sebuah skor pertandingan.
Hal tersebut terjadi di masa awal kariernya saat tengah mengikuti turnamen di St. Petersburg, Rusia pada 2007. Ketika itu, seorang stafnya didekati sebuah bandar yang menawarkan uang senilai 200.000 dollar AS (Rp 2,7 miliar). Tujuannya agar Djokovic mengalah di babak pertama.
Advertisement
Baca Juga
"Mereka tidak mendekati saya secara pribadi, tapi lewat staf tim saya. Tentu saja kami tidak meladeninya, pria itu tak pernah mendatangi saya secara langsung. Ia bahkan tak pernah hadir di arena," kata Djokovic seperti dikutip Indian Express, Selasa (19/1/2016).
"Ini membuat saya sangat buruk, bagi saya itu merupakan tindakan tidak sportif dan kejahatan dalam olahraga. Saya tidak mendukung itu. Saya pikir tidak ada ruang untuk itu dalam olahraga, terutama di tenis," lanjut petenis yang tengah tampil di turnamen Australia Terbuka itu.
Isu soal adanya pengaturan skor atau match-fixing tengah merebak dalam dunia tenis. Situs BBC dan BuzzFeed menyebut ada 16 petenis 50 besar dunia dalam satu dekade terakhir ini, termasuk para juara Grand Slam, berulang kali mengatur hasil pertandingan untuk bandar-bandar judi.
Sebelumnya petenis nomor tiga dunia, Roger Federer sudah angkat bicara soal dugaan match-fixing. Menurutnya, adanya pengaturan skor akan meruntuhkan integritas tenis sebagai olahraga yang bersih dari praktek 'haram' itu.
"Saya ingin mengetahui namanya, apakah ia pemain? staf? pemain ganda? pemain tunggal? turnamen grand slam yang mana? Saya butuh bukti nyata tanpa spekulasi. Ini adalah masalah serius untuk menjaga integritas olahraga kami," tegas Roger Federer.