Bola.com, Jakarta - Ajang Formula 1 (F1) musim 2016 bakal bergulir pada 20 Maret 2016. Persaingan sebanyak 21 seri siap menghibur para pencinta balapan jet darat ini di berbagai belahan dunia. Ini adalah musim terpanjang dan tersibuk dalam sejarah F1.
Advertisement
Baca Juga
Apa yang terjadi pada musim lalu bisa diringkas dalam satu kata: Mercedes! Ya, pabrikan asal Jerman tersebut benar-benar mendominasi musim 2015. Gelar juara dunia pebalap dan konstruktor disapu bersih. Jagoan Mercedes, Lewis Hamilton, bahkan sudah memastikan gelar juara dunia saat masih tersisa tiga balapan.
Menyambut musim 2016, sebuah pertanyaan besar langsung mengemuka. Mungkinkah Mercedes sesuperior musim 2015? Atau malah bakal muncul pesaing tangguh yang mampu memberikan perlawanan sengit?
Ini dia lima hal yang mungkin terjadi pada musim depan, seperti dilansir Sportkeeda dan berbagai sumber lain:
Rivalitas Lebih Sengit antara Mercedes dan Ferrari
Mercedes sangat mendominasi arena F1 sejak 2014. Banyak orang sepakat dengan pendapat Bos F1, Bernie Ecclestone, yang mengatakan persaingan bakal lebih menarik jika Mercedes mendapat seteru tangguh.
Melihat performa musim lalu, Mercedes kembali difavoritkan bakal kembali berkuasa pada musim 2016. Namun, pada musim ini Mercedes kemungkinan mendapat pesaing yang lebih kuat, yaitu Ferrari.
Jika diperhatikan apa yang terjadi pada paruh kedua musim lalu, Ferrari menunjukkan perkembangan pesat. Tren tersebut kemungkinan bakal berlanjut ke musim depan. Apalagi Ferrari punya budget yang impresif dan pebalap yang bertalenta, Sebastian Vettel dan Kimi Raikkonen.
Namun, sampai saat ini Mercedes punya mobil terbaik dan kemungkinan untuk meraih gelar juara dunia lagi pada musim 2016 sangat terbuka. Duo pebalap tim asal Italia itu, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg, juga sangat menjanjikan. Kans terbaik Ferrari adalah berusaha memangkas margin dari musim lalu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1
Performa Renault Kurang Gereget
Sejak Renault memutuskan mengakuisisi Lotus dengan biaya senilai Rp 20.000, markas mereka dipenuhi antusiasme tinggi. Namun, mengingat urusan paperwork baru rampung pada bulan lalu, staf baru kemungkinan tak punya peluang besar untuk memberi pengaruh besar pada musim 2016.
Di atas itu semua, mobil mereka tak akan lagi memakai unit Mercedes yang tangguh seperti musim lalu. Alhasil, sulit bagi Renault merangsek ke depan. Musim depan hampir bisa dipastikan Renault bakal berada di belakang Mercedes dan Ferrari.
Selain itu, line-up pebalap Renault juga kurang mengesankan, hanya mengandalkan Pastor Maldonado dan Jolyon Palmer. Musim 2016 kemungkinan menjadi tahun transisi bagi Renault dan pijakan untuk melejit pada musim 2017.
Manor–Mercedes Bakal Mendulang Poin
Tahun ini adalah musim keenam Manor di ajang F1. Tim tersebut mengawali kiprahnya dengan menggunakan nama Virgin Racing, berubah menjadi Marussia dua tahun berselang dan sejak 2015 memilih Manor sebagai identitas.
Sepanjang enam tahun, Manor baru mendulang dua poin. Poin langka itu dihasilkan oleh mendiang Jules Bianchi saat finis ke-9 di GP Monaco 2014. Itu adalah poin pertamanya, sekaligus memecahkan puasa poin Manor.
Tahun lalu, Manor memakai mesin Ferrari yang sangat tidak kompetitif karena usianya sudah uzur. Mulai musim 2016, mobil Manor bakal lebih kompetitif karena menggunakan mesin Mercedes yang masih baru.
Fakta itu membuat impian Manor meraih poin pada musim depan kemungkinan bakal terwujud. Tim yang berbasis di Inggris tersebut bakal semakin akrab dengan poin demi poin dari para pebalap mereka.
Advertisement
2
McLaren Mencicipi Podium
Musim 2015 menjadi momen yang ingin dilupakan McLaren. Mereka hanya mendulang 27 poin dan finis di peringkat ke-9 pada klasemen konstruktor. Prestasi tersebut sangat pahit karena McLaren sebetulnya memiliki dua pebalap tangguh yang pernah menjadi juara dunia, Fernando Alonso dan Jenson Button.
Jebloknya prestasi McLaren pada musim 2015 akibat buruknya performa mesin Honda yang dipakai. Tetapi, Honda jelas tak hanya duduk berpangku tangan meratapi nasib.
Para petinggi Honda telah mengembangkan power unit sehingga menjadi lebih tangguh. Bukan hal mustahil mereka akan punya kans bersaing dengan Mercedes dan Ferrari. Jadi, bukan kejutan jika musim depan pebalap McLaren naik podium ataupun finis mendekati tiga besar.
Rio Haryanto Mewakili Indonesia di FI?
Pebalap Indonesia yang musim lalu berada di posisi keempat klasemen akhir GP2 tersebut tinggal selangkah lagi resmi menjadi pebalap Manor. Kontrak dengan tim yang berbasis di Inggris tersebut telah ditandatangani pada Desember 2015. Namun, kepastian Rio Haryanto tampil di ajang F1 masih menunggu hasil verifikasi dari otoritas tertinggi F1, Federation Internationale de l'Automobile.
Jika benar-benar gabung Manor, pria asal Solo, Jawa Tengah, itu akan mencatat rekor baru. Dia bakal menjadi pebalap Indonesia pertama yang mencicipi balapan F1.