Bola.com, Jakarta - Maria Londa merupakan pahlawan Indonesia di dunia olah raga. Atlet lompat jauh andalan Merah-Putih itu telah menorehkan sederet prestasi di level internasional yang membuat bangsa ini bangga.
Maria mempersembahkan medali emas buat Indonesia di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Di ajang SEA Games, perempuan kelahiran Denpasar, Bali, itu sudah meraih dua emas pada 2013 di Myanmar dan 2015 di Singapura.
Kisah heroik mengiringi pencapaian Maria di SEA Games 2015. Atlet berusia 25 tahun itu mengalami cedera saat persiapan menuju pesta olah raga negara-negara Asia Tenggara tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Meski tak dalam kondisi fisik terbaik, Maria tetap mampu menyumbangkan emas buat Indonesia. Bahkan, dengan lompatan sejauh 6,70 meter Maria sukses menembus limit Olimpiade 2016 guna memastikan satu tempat di Rio de Janeiro, Brasil.
Menengok catatan prestasi di atas, sudah selayaknya Maria mendapat dukungan penuh dalam persiapan menuju Olimpiade 2016. Namun, alih-alih bisa berlatih dengan nyaman, dia malah harus menerima kenyataan pahit.
Maria mesti berlatih secara nomaden. Pasalnya, Bali tak memiliki fasilitas latihan yang memadai untuk lompat jauh. Maria memilih berlatih di Bali, bukan di Jakarta, karena ingin tetap dipoles oleh pelatihnya, I Ketut Pageh.
Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk Olimpiade 2016, Raja Sapta Oktohari, mendapati fakta memprihatinkan itu kala menengok latihan Maria di Bali, Kamis (21/1/2016). Saat ditemui CdM, Maria sedang berlatih di pelataran parkir salah satu hotel di kawasan Kuta bersama atlet lain.
“Saya merasa miris melihat kondisi seperti ini. Seorang juara Asian Games tidak mempunyai tempat latihan yang layak. Ini memang bukan area kerja CDM, tapi kami akan berusaha membantu semaksimal mungkin,” kata Okto.
Pageh menjelaskan, atlet lompat jauh membutuhkan lintasan sintesis untuk latihan. Namun, Bali belum memilikinya. Padahal, kalau berlatih di permukaan yang keras atlet bisa terancam cedera.
“Kami harus pindah-pindah tempat latihan. Hari ini di halaman cottage, besok di gym, setelah itu di stadion, dan besoknya bisa di pantai. Kami memerlukan lintasan sintetis. Namun, jika tak ada pun kami akan tetap berlatih semaksimal mungkin,” ujar Pageh, yang menemukan talenta Maria sejak kecil.
Maria saat ini masih memulihkan diri dari cedera ligamen yang mendera sejak persiapan SEA Games 2015. Penampilan terakhirnya adalah di Kejuaraan Nasional Atletik 2015 pada September.
“Rasanya senang sekali bisa kembali berlatih setelah tiga bulan menganggur,” kata Maria.
Sebelum berlaga di Olimpiade 2016, Maria Londa dijadwalkan menjalani satu kali uji coba pada Juni.