Sukses


8 Pebulutangkis Indonesia Paling Sukses di All England

Bola.com, Jakarta - Turnamen bulutangkis All England merupakan ajang prestisius lantaran sejumlah alasan. Salah satu alasannya adalah turnamen ini merupakan ajang tertua di cabang bulutangkis yang sudah digelar sejak tahun 1899 di Inggris. Tahun 2016, All England kembali digelar di Birmingham, Inggris, 8-13 Maret.

Baca Juga

Lantaran gengsinya yang terbilang tinggi, All England kerap disebut sebagai kejuaraan dunia tak resmi. Sehebat apapun prestasi pebulutangkis, belum lengkap rasanya kalau tak pernah menjadi juara di ajang All England.

Indonesia memiliki sejumlah pebulutangkis yang pernah menjadi juara di All England. Tak hanya sekali, mereka naik ke podium tertinggi sebanyak beberapa kali. Siapa sajakah mereka? Bola.com akan menyajikan pebulutangkis Indonesia yang pernah membawa nama harum bangsa di ajang All England.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

2

1. Rudy Hartono (8)
Legenda. Tak ada kata lain yang cocok untuk menggambarkan sosok Rudy Hartono di ajang bulutangkis dunia. Pria kelahiran Surabaya ini punya koleksi delapan gelar juara nomor tunggal putra All England.

Rudy meraih prestasi ini pada periode 1968-1976. Sebanyak tujuh gelar awal diraihnya berturut-turut. Pada 1975, gelar itu lepas setelah Rudy kalah dari musuh bebuyutannya asal Denmark, Svend Pri. Setahun berikutnya, Rudy kembali menjadi juara setelah menang atas juniornya di pelatnas PBSI, Liem Swie King.

Kemenangan atas King di tahun 1976 itu itu menjadi gelar Rudy yang terakhir di ajang All England. Total delapan gelar yang dipunyai Rudy memang bukanlah koleksi terbanyak dari seorang pebulutangkis di ajang All England. Tapi khusus di nomor tunggal putra, prestasi Rudy itu belum pernah bisa disamai oleh pemain tunggal putra manapun.

2. Tjun Tjun/Johan Wahyudi (6)
Indonesia memiliki tradisi yang kuat di nomor ganda putra. Pasangan Tjun Tjun/Johan Wahyudi adalah salah satu ganda legendaris dari sekian banyak yang dimiliki Indonesia. Mereka mengoleksi enam gelar di All England. Prestasi itu diraih pada tahun 1974, 1975, 1977, 1978, 1979, 1980. 

Pada saat itu, pesaing berat di nomor ganda putra adalah rekan sesama Indonesia, yaitu Christian Hadinata/Ade Chandra. Kedua pasangan terbaik Indonesia ini secara total bertemu di laga final All England sebanyak lima kali. Tjun Tjun/Johan menang empat kali dari lima pertemuan itu.

3 dari 6 halaman

3

3. Susy Susanti (4)
Susy Susanti adalah pebulutangkis legendaris nomor tunggal putri Indonesia. Ia mendapatkan seluruh gelar bergengsi yang pernah ada di cabang bulutangkis, termasuk meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992.

Pada ajang All England, Susy Susanti menjadi juara sebanyak empat kali pada tahun 1990, 1991, 1993 dan 1994. Istri dari eks pebulutangkis nasional, Alan Budikusuma ini adalah satu-satunya pebulutangkis Indonesia di nomor tunggal putri yang bisa meraih gelar juara di All England.

4 dari 6 halaman

4

4. Christian Hadinata (3)
Christian Hadinata punya koleksi tiga mahkota juara All England. Gelar yang dipunyai Christian ini terbilang istimewa karena didapat dari dua nomor.

Christian menjadi juara nomor ganda putra pada 1972 dan 1973 bersama Ade Chandra. Sementara pada nomor ganda campuran, ia meraih gelar juara bersama Imelda Wiguna pada All England 1979. Setelah itu, Indonesia harus menunggu selama 33 tahun untuk mendapatkan gelar juara All England di nomor ganda campuran.

“Saat saya menjadi juara, nomor ganda campuran masih dianggap sebagai nomor yang kurang bergengsi. Saya tak peduli karena bagaimanapun tak mudah untuk menjadi juara,” ucap Christian Hadinata.

5 dari 6 halaman

5

5. Liem Swie King (3)
Liem Swie King adalah penerus kejayaan Indonesia nomor tunggal putra di All England setelah era Rudy Hartono. King, menembus final turnamen tersebut pada 1976, ketika usianya baru menginjak 20 tahun.

Pada kesempatan final pertamanya itu, King takluk ketika menghadapi sang senior, Rudy. Pertandingan itu menyisakan kontroversi karena ada dugaan King sengaja mengalah atau diminta mengalah demi memuluskan Rudy meraih gelar kedelapan dalam partisipasi terakhirnya di All England.

Hingga sekarang, misteri masih menyelimuti pertandingan senior vs junior itu. Jika ditanya apakah dirinya betul-betul mengalah demi sang senior, King tak pernah mau menjawab.

Penemu gerakan smes loncat yang dijuluki King Smash ini akhirnya berhasil merebut gelar juara All England sebanyak tiga kali, yaitu di tahun 1978, 1979, dan 1981. Buat ukuran Indonesia, koleksi gelar King di nomor tunggal putra All England ini adalah yang terbanyak setelah milik Rudy.

6 dari 6 halaman

6

6. Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir (3)
Ganda campuran Tontowi Amad/Lilyana Natsir ini adalah pahlawan masa kini buat bulutangkis Indonesia. Mereka tiga kali menjadi juara All England di tahun yang berurutan, 2012, 2013, dan 2014.

Sebelum berpasangan dengan Tontowi, Lilyana gagal di final sebanyak dua kali di tahun 2008 dan 2010 ketika masih berpasangan dengan Nova Widianto. Lilyana baru merasakan gelar tersebut setelah Nova pensiun dan berpartner dengan Tontowi.

Keberhasilan Tontowi/Lilyana itu memupus kemarau prestasi di nomor ganda campuran Indonesia di All England, yang tak pernah lagi merasakan gelar juara setelah Christian Hadinata/Imelda Wiguna pada tahun 1979.

Tontowi/Lilyana masih punya kesempatan menambah koleksi gelar. Mereka akan tampil di turnamen All England 2016 yang dielar 8-13 Maret di Birmingham, Inggris.

 

Video Populer

Foto Populer