Sukses


Wawancara Lilyana Natsir: Saya Masih Ingin Juara di All England

Bola.com, Jakarta - Pebulutangkis Indonesia,Lilyana Natsir, bakal menjadi salah satu tumpuan PBSI untuk meraih gelar di turnamen bergengsi All England 2016 yang digelar 8-13 Maret. Lilyana yang berpasangan dengan Tontowi Ahmad di nomor ganda campuran merebut gelar juara secara berurutan di tahun 2012, 2013, dan 2014.

Baca Juga

Penampilan ganda campuran terbaik Indonesia ini belakangan tengah jadi sorotan. Pada beberapa turnamen mereka kandas di babak awal. Keduanya sepakat All England 2016 akan menjadi titik balik untuk bangkit.

Apa saja yang sudah dilakukan Lilyana untuk mempersiapkan diri menghadapi All England? Apa lagi yang dicari olehnya setelah tiga kali menjuarai turnamen bulutangkis tertua di dunia ini? Berikut wawancara Bola.com dengan Lilyana:

Anda sudah tiga kali merasakan gelar juara All England. Apa yang membuat motivasi Anda bisa tetap tinggi dan bersaing dengan pemain lain?

Siapa sih yang tidak ingin menjadi juara lagi? Apalagi ini adalah All England, turnamen yang gengsinya melebihi turnamen lain. All England ini juga menjadi sasaran antara sebelum ke Olimpiade.

Kalau bisa menjadi juara di All England lagi, kepercayaan diri kami akan meningkat. Terus terang kami butuh hal tersebut.

Ada apa dengan rasa percaya diri?

Harus diakui belakangan ini penampilan kami di beberapa turnamen memang kurang bagus. Kami kalah di babak awal, atau gagal menang karena kesalahan yang sebetulnya tak perlu dilakukan dalam pertandingan.

Pada level persaingan seperti sekarang, kesalahan kecil di poin penting tidak bisa ditolerir. Sekarang tidak ada lagi lawan yang enteng. Bahkan pada babak awal saja hampir semua lawan harus diwaspadai.

Sebetulnya apa kendala belakangan ini?

Kalau untuk faktor teknis tak ada masalah. Lebih ke faktor non teknis. Terutama setelah kami gagal di beberapa turnamen belakangan ini. Komunikasi kami di lapangan saat bertanding harus lebih bagus lagi.

Saya dan Tontowi tidak bisa bermain sendiri-sendiri. Makanya kami harus bisa memperbaiki komunikasi dan harus tetap fokus.

Belakangan ini memang lawan lebih sering mencecar Tontowi. Shuttlecock diarahkan ke dia terus. Kalau dia kurang tenang, maka lawan dapat poin.

Kalau sudah begitu, saya main juga tidak bisa tenang dan fokus. Bagian yang harusnya diamankan oleh Tontowi jadi saya ambil, karena saya tidak yakin padanya. Padahal hal tersebut tak boleh terjadi. Saya harus tetap bisa tenang dan menjadi playmaker di depan.

Lalu apa solusinya?

Kami perbaiki komunikasi. Bicara secara personal dengan dia dan pelatih. Kelebihan dan kelemahan kami diketahui dengan pasti oleh pelatih. Sejauh ini kami merasa masalah yang ada sudah selesai dan kami siap memperbaiki penampilan yang kurang maksimal. Kami akan membayarnya di All England.

Apa yang Anda katakan ke Tontowi?

Bermain lepas, tidak perlu ragu, yakin dan jangan takut. Kami tidak boleh kehilangan poin ke hal-hal yang sepele. Lawan boleh dapat poin kalau memang kami sudah betul-betul sulit mengembalikan shuttlecock.

Buat Anda, tinggal gelar Olimpiade saja yang belum pernah diraih. Seandainya di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 berhasil merebut emas, apa yang Anda lakukan setelahnya?

Mungkin saya akan mundur. Eh, tapi belum tentu juga sih. Saya akan konsultasi dulu dengan pelatih, siapa tahu ada yang bisa saya lakukan di pelatnas PBSI untuk kemajuan bulutangkis Indonesia.

Siapa tahu saya diminta untuk berpartner dengan pemain lain yang lebih muda. Tapi yang jelas, saya harus selesaikan kewajiban dan kontrak dengan sponsor yang baru berakhir di 2017.

Terlepas dari itu semua,  yang jelas saya masih ingin menjadi juara di All England. Meskipun sudah tiga kali pernah merasakan menjuarai turnamen itu.

 

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer