Bola.com, Jakarta - Grindeks, perusahaan obat Latvia yang memproduksi meldonium, mengungkapkan pernyataan Maria Sharapova yang mengaku mengonsumsi meldonium untuk pengobatan selama 10 tahun aneh.
Menurut Grindeks, konsumsi meldonium untuk pengobatan nomalnya maksimal hanya enam pekan.
Advertisement
Baca Juga
Sharapova dalam sebuah konferensi pers di Los Angeles, AS, Senin (7/3/2016), mengatakan gagal tes doping di Australia Terbuka 2016 pada Januari.
Sampel tes doping petenis cantik asal Rusia itu positif mengandung meldonium, substansi yang baru dilarang oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA) pada Januari 2016.
Sharapova mengaku sudah mengonsumsi meldonium selama 10 tahun untuk mengobati masalah jantung, flu, dan mencegah diabetes.
"Saya sudah menerima resep meldonium dari dokter keluarga sejak 2006 karena pada saat itu saya memiliki beberapa masalah kesehatan," kata Sharapova.
Grindeks mengungkapkan penggunaan normal meldonium secara klinis hanyalah empat sampai enam pekan, bukan untuk jangka panjang seperti yang dilakukan Sharapova.
"Durasi konsumsi meldonium sebagai obat bervariasi dari empat sampai enam pekan, tergantung kondisi si pasien. Pengobatan itu bisa diulangi dua sampai tiga kali setahun," sebut pernyataan resmi Grindeks seperti dilansir AAP, Rabu (9/3/2016).
Meldonium masuk daftar obat terlarang WADA karena meski punya khasiat klinis, tapi belakangan kerap disalahgunakan atlet untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan melancarkan pernapasan.
Namun, Grindeks tak percaya meldonium bisa meningkatkan performa atlet. Mereka menyebut meldonium justru bisa memberikan efek negatif buat atlet jika digunakan secara sembarangan.
"Lebih masuk akal kalau atlet mengonsumsi meldonium untuk mencegah serangan jantung atau kerusakan otot karena latihan yang berlebihan," tambah Grindeks.
Grindeks menolak berkomentar saat ditanya apakah meldonium cocok dikonsumsi sebagai obat buat penyakit yang diderita Sharapova. Mereka hanya menegaskan meldonium diproduksi untuk pasien penyakit jantung kronis dan penderita gangguan pernapasan.
Sementara itu, Menteri Olahraga Rusia, Vitaly Mutko, memprediksi setelah kasus kegagalan doping Sharapova, akan ada banyak atlet Rusia lain yang hasil tes dopingnya positif mengandung meldonium. Maklum, meski dilarang di AS, obat tersebut lazim dikonsumsi masyarakat Eropa Timur dan negara-negara pecahan Uni Soviet.