Bola.com, Jakarta - Usai sukses menjadi juara All England 2016, pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susanto, sudah ditunggu target lain. Menurut pelatih kepala ganda campuran pelatnas PBSI, Richard Mainaky, dua fokus utama Praveen/Debby pada sisa tahun ini adalah turnamen Indonesia Terbuka dan Olimpiade 2016.
Richard tak mendampingi Praveen/Debby saat anak asuhnya itu mengalahkan pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, di final All England 2016. Dia terpaksa pulang ke Indonesia sebelum Praveen/Debby menghadapi Zhang Nan/Zhao Yunlei di semifinal karena anaknya sakit dan masuk rumah sakit.
Baca Juga
Advertisement
Baca Juga
"Saya akhirnya menitipkan Praveen/Debby kepada Herry IP (pelatih ganda putra). Tak ada pesan khusus yang saya sampaikan kepada Koh Herry. Hanya, saya meminta Koh Herry untuk mengingatkan Debby supaya lebih berani di depan net. Namun, tanpa itu pun saya sudah yakin mereka bisa juara setelah tampil bagus saat mengalahkan Zhang/Zhao di semifinal," kata Richard kepada wartawan saat menyambut kedatangan Praveen/Debby di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (16/3/2016) dini hari WIB.
Sebelum menang di semifinal All England 2016, Praveen/Debby selalu kalah dalam tujuh pertemuan dengan Zhang/Zhao. Namun, dalam dua pertemuan terakhir di China dan Hong Kong, Praveen/Debby mampu memaksa Zhang/Zhao bermain tiga gim.
"Di dua laga itu Zhang/Zhao nyaris kalah. Artinya, Praveen/Debby sudah semakin menguasai pola permainan mereka," ujar Richard.
Selepas All England 2016, Richard sudah mengagendakan tiga turnamen yang akan diikuti Praveen/Debby. Ketiga turnamen itu adalah India Terbuka 2016 di New Delhi pada 29 Maret-3 April, Malaysia Terbuka 2016 di Shah Alam pada 5-10 April, dan Singapura Terbuka 2016 pada 12-17 April.
"Tiga turnamen itu akan digunakan untuk menambah poin guna mengamankan posisi Praveen/Debby di Olimpiade 2016 sebelum penutupan kualifikasi pada 5 Mei," tutur Richard.
Richard menambahkan, Olimpiade 2016 plus Indonesia Terbuka 2016 merupakan target utama Praveen/Debby pada tahun ini.
"Jika Praveen/Debby terus bermain seperti di All England 2016, saya optimistis Indonesia bisa meraih dua medali dari nomor ganda campuran di Olimpiade 2016. Salah satu yang mesti ditingkatkan dari mereka hanya tinggal fisik saja, terutama Praveen," ujar Richard.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir tetap menjadi harapan utama untuk merebut medali. Richard pun menjelaskan alasan mengapa Owi/Butet gagal di All England 2016. Owi/Butet tersingkir di perempat final setelah dikalahkan Chris Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris).
"Secara teknis tak ada masalah. Hanya, Tontowi tak berada dalam kondisi fit 100 persen karena baru sembuh dari demam berdarah," kata Richard.
Richard juga mengomentari performa dua ganda muda pelapis, Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja dan Ronald Alexander/Melati Daeva Oktaviani, yang dianggap terus mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari ranking dunia kedua pasangan tersebut yang berada di posisi 20 besar. Edi/Glo ada di peringkat 17, sedangkan Ronald/Melati di urutan 19.
"Fokus kami saat ini memang kepada pasangan yang berpeluang masuk Olimpiade 2016. Untuk pelapis seperti Edi/Glo dan Ronald/Melati, mereka akan tetap dikirim ke turnamen-turnamen level grand prix gold maupun superseries untuk menambah jam terbang," ujar Richard Mainaky.