Bola.com, Jakarta - Pebalap Manor Racing asal Indonesia, Rio Haryanto, bakal menjalani balapan seri keempat pada F1 GP Rusia 2016 di Sirkuit Sochi Autodrom, , Minggu (1/5/2016). Bagi Rio, sirkuit ini bukan tempat asing sehingga bisa jadi modal positif untuk meraih hasil lebih baik dibanding tiga balapan pembuka musim ini.
Pebalap asal Solo, Indonesia, tersebut sudah empat kali (pada dua musim) menjajal Sirkuit Sochi, semuanya di ajang GP2Series. Pada 2014, Rio menggeber mobil tim CaterhamRacing. Sedangkan pada musim lalu, Rio melaju bersama tim Campos Racing.
Advertisement
Baca Juga
Saat pertama membalap di Sirkuit Sochi Autodrom di ajang GP2 pada musim 2014, hasil yang diraih Rio kurang mengesankan. Dia hanya berhasil finis di urutan ke-18 pada Feature Race dan keesokan harinya finis di posisi ke-15 pada Sprint Race.
Lompatan performa ditunjukkan saat Rio tampil di GP2 Rusia musim lalu bersama Campos Racing. Di Feature Race, pebalap berusia 23 tahun tersebut sudah menunjukkan tajinya dengan finis kelima. Ternyata, pada saat Sprint Race, Rio lebih impresif. Pria yang mengidolai Ayrton Senna tersebut berhasil naik podium kedua!
Rio sebenarnya punya peluang jadi juara jika tak ada insiden kontroversial kontra Richie Stanaway saat periode safety car turun ke lintasan di akhir-akhir balapan.
Kejadian kontroversial yang sempat diinvestigasi bermula saat lomba menyisakan dua lap. Johnny Cecotto mengalami kecelakaan besar di tikungan ketiga. Di sisi lain, Rio yang saat itu sedang berada di urutan kedua berhasil menyalip Stanaway dengan margin yang sangat tipis. Tak lama kemudian safety car keluar.
Stanaway kemudian kembali menyalip Rio Haryanto meski keduanya telah berada di belakang safety car. Pembalap asal Selandia Baru yang memperkuat tim Status Grand Prix tersebut lalu mencapai finis pertama diikuti Rio dan Raffaele Marciello.
“Balapan berlangsung sangat baik, mobil saya kembali menunjukkan kecepatannya. Memulai lomba dari posisi keempat, saya naik ke urutan kedua di lap pertama dan kemudian terus menempel Richie Stanaway. Pada lima lap terakhir, ia mulai kehilangan kecepatan dan saya menyalipnya sebelum safety car turun. Stanaway kembali menyalip yang seharusnya tidak diperbolehkan jika berada di belakang safety car,” beber Rio, dalam rilis kepada bola.com, seusai balapan kontroversial itu.
Race Director sempat menginvestigasi balapan tersebut, namun hasilnya tetap tak berubah. Stanaway tetap dinobatkan sebagai juara, sedangkan Rio harus puas finis kedua.
Kali ini di ajang F1 GP Rusia, Rio punya kesempatan untuk menuntaskan kekecewaannya pada musim lalu sekaligus memperbaiki posisinya dibanding dua balapan sebelumnya. Pada GP Bahrain Rio berhasil finis di urutan ke-17, sedangkan pada GP China menyudahi balapan di urutan ke-21.
"Semoga Rio Haryanto bisa kembali menyelesaikan balapan dengan mulus seperti di Bahrain dan China. Syukur-syukur kalau dia bisa dapat poin. Semua tahu Manor Racing itu bukan tim papan atas. Kalau start dari belakang, tak mungkin mengejar Lewis Hamilton. Bisa finis di posisi 15 besar saja sudah bagus," ujar Indah Pennywati.