Bola.com, Kunshan - Ganda putra, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, menjaga peluang juara Indonesia setelah menundukkan ganda Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen, dua gim langsung 21-16, 21-14, pada laga final Piala Thomas 2016 di Kunshan Sport Center, China, Minggu (22/5/2016).
Kemenangan Angga/Ricky membuat Indonesia menyamakan skor dengan Denmark menjadi 2-2. Penentuan pemenang pun harus dilakukan pada pertandingan kelima.
Advertisement
Baca Juga
Ganda Denmark Astrup/Rasmussen, di luar dugaan langsung tampil menyerang. Taktik menyerang kencang sejak awal laga ini kurang diantisipasi ganda Indonesia. Buntutnya, Angga/Ricky sempat tertinggal jauh 1-7. Ganda peringkat ke-12 dunia tersebut terlihat masih belum menemukan cara untuk meredam agresivitas Astrup/Rasmussen.
Namun, berbekal pengalaman matang, Angga/Ricky tak panik. Mereka perlahan mulai menemukan irama permainan, sehingga mampu mengimbangi permainan ganda Denmark. Perlahan tapi pasti, Angga/Ricky mengejar perolehan poin Astrup/Rasmussen. Usaha tersebut terlihat menuai hasilnya saat ganda Tim Merah Putih itu mampu menyamakan skor jadi 8-8.
Setelah itu, Angga/Ricky makin percaya diri dan berhasil unggul tipis 11-10 saat interval. Angga/Ricky tak mau membuang momentum keunggulan tersebut. Mereka terus menekan ganda Denmark dengan permainan cepat dan tajam, sehingga mampu meraih enam angka beruntun. Gim ini dimenangi Angga/Ricky dengan skor 21-16.
Gim kedua berjalan lebih alot. Kejar mengejar poin berlangsung ketat. Astup/Rasmussen sangat baik dalam bertahan, namun beberapa kali melakukan kesalahan sendiri. Hal itu dimanfaatkan dengan baik oleh Angga/Ricky untuk mendulang poin demi poin. Ganda putra Indonesia tersebut unggul 11-6 saat interval.
Keunggulan dengan margin besar itu membuat Angga/Ricky makin percaya diri. Bermodal smes-smeh tajam dan terarah, ganda Indonesia tersebut terus menekan pasangan lawan. Angga/Ricky pun tak kesulitan untuk menyudahi gim ini dengan skor 21-14.
Dengan hasil ini, tunggal ketiga Indonesia, Ihsan Maulana Mustofa, memanggul beban berat untuk menentukan nasib Indonesia. Dia harus mampu mengalahkan Hans-Kristian Vittinghus untuk menyudahi puasa gelar Piala Thomas yang sudah dijalani Indonesia selama 14 tahun.