Bola.com, Arizona - Pertarungan petinju legendaris, Muhammad Ali, selalu dinantikan dan menjadi magnet bagi fansnya di seluruh dunia. Tak terkecuali di Indonesia.
Publik Indonesia, tepatnya Jakarta, termasuk salah satu yang beruntung bisa menyaksikan secara langsung pertarungan petinju berjuluk Si Mulut Besar tersebut. Momen yang sangat istimewa itu datang pada 20 Oktober 1973. Ali datang untuk menghibur publik Jakarta dalam pertarungan non-gelar melawan petinju Belanda, Rudi Lubbers.
Advertisement
Baca Juga
Bukan hanya ingin menghibur publik Jakarta, Ali saat itu juga sedang mencari pelipur lara setelah kalah dalam “Pertarungan Abad Ini” melawan Joe Frazier pada 8 Maret 1971 di New York, Amerika Serikat. Kekalahan itu menjadi pukulan besar bagi petinju yang bernama asli Cassius Clay tersebut. Rekor apiknya menang 31 kali beruntun runtuh, begitu juga gelar juara dunia kelas berat yang lepas dari dekapan.
Publik Indonesia saat itu sangat antusias menyambut kedatangan Ali. Maklum saja, kedatangan Muhammad Ali adalah momen yang langka. Duel Ali versus Lubbers tersebut juga disiarkan di televisi. Kala itu tiket dijual mulai Rp 1.000 hingga Rp 27.500. Dalam sekejap, seluruh tiket ludes terjual. Total, ada 35.000 orang yang menonton langsung pertarungan spesial itu.
Saat tiba di Indonesia, Ali sempat naik becak untuk menikmati suasana Jakarta. Dia mengaku terkesan dengan kunjungan pertamanya ke Indonesia. “Sebuah negara yang unik, di mana penduduknya sangat bersahabat, dan selalu tersenyum kepada siapapun,” kata Ali mengomentari kunjungannya ke Indonesia saat itu.
Menjelang pertarungan, Ali sesumbar. Dia mengatakan bakal menumbangkan Lubbers dalam lima ronde. Kondisi Ali sebenarnya kurang ideal karena hanya melakukan persiapan selama 10 hari. Namun, hal itu tak mencegahnya untuk melakukan psywar.
Ternyata, sesumbarnya tak terbukti. Ali hanya bisa menang angka. Pertandingan memang berjalan tak berimbang. Lubbers tak berdaya meladeni serangan agresif Si Mulut Besar. Namun, petinju Belanda itu mampu bertahan hingga 12 ronde.
Sepanjang pertandingan, Ali lebih banyak memukul dengan tangan kiri. Dia punya alasan khusus soal ini. Menurut Ali, tangan kanannya hanya akan digunakan dalam rematch melawan Frazier, pada 28 Januari 1974.
Dalam pertarungan ulang itu, Ali mampu membalas dendam kepada Frazier. Di sisi lain, Lubbers malah terpuruk. Dia ditangkap karena mengedarkan obat-obatan terlarang pada 1986 dan menghabiskan delapan tahun di penjara.
Setelah pensiun Ali pernah beberapa kali berkunjung ke Indonesia. Kunjungan terakhir Si Mulut Besar ke Indonesia adalah pada 23 Oktober 1996. Saat itu, dia sempat bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Indonesia. (Dari berbagai sumber)