Sukses


Cerita Saat-saat Terakhir Muhammad Ali

Bola.com, Arizona - Kematian legenda tinju dunia, Muhammad Ali, Jumat (3/6/2016) waktu Amerika Serikat, menyedot perhatian publik dari berbagai penjuru dunia. Bukan hanya para penggemar tinju, duka atas meninggalnya Ali juga mengalir dari tokoh dan masyarakat lintas bidang, negara, dan agama.

Seperti dilansir CNN, Senin (9/6/2016), Ali diketahui tampil terakhir di depan publik pada pengumpulan dana untuk Parkinson di Phoenix, Amerika Serikat, 9 April. Pada acara tahunan untuk Muhammad Ali Parkinson Center tersebut, Ali terlihat datang mengenakan kacamata hitam. Dua tahun beruntun sebelumnya, dia absen pada acara tersebut.

Tak heran, pada malam 9 April itu, salah satu atlet yang paling dicintai sepanjang masa tersebut mendapat tepuk tangan meriah dari para tamu yang datang.

Tapi, tak genap sebulan berselang, mantan petinju kharismatik tersebut dilarikan ke rumah sakit di Phoenix, Arizona. Juru bicara keluarga, Bob Gunnell, menyatakan Ali mengalami masalah pernapasan. Namun, awalnya kondisi Ali masih stabil. 

"Kami sudah menduga hal ini bakal terjadi. Anda tahu, Muhammad telah sering berjuang dalam kondisi seperti ini. Kami sudah menduga hal itu akan terjadi lagi,” kata Gunnell, kepada media, Sabtu (4/6/2016).

Ali juga dirawat di rumah sakit pada Januari 2015 karena masalah infeksi saluran kencing. Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya pada Desember 2014, dia juga dilarikan ke rumah sakit karena pneumonia.

"Ketika dia dibawa ke rumah sakit, kami berpikir, ‘Ok, dia hanya akan dirawat sebentar’," kata sahabat Ali, John Ramsey.

Namun, tak lama kemudian kondisi Ali memburuk. Juru bicara keluarga, Gunnell, menambahkan pihak rumah sakit langsung menghubungi seluruh anggota keluarga ketika kondisi Ali semakin serius. "Kami masih banyak berharap kondisinya membaik," ujar Gunnell.

Muhammad Ali dan putrinya Laila Ali.

Setelah itu, dokter memberi tahu istri Ali, Lonnie, bahwa kondisi legenda tinju dunia itu tak kunjung membaik. Lonnie kemudian menelepon Ramsey pada Jumat pagi. Saat itu kesehatan Ali memburuk. "Dia mengatakan, saya mungkin bisa memberi saran, apa yang harus dia lakukan," kata Ramsey. 

Putri Ali, Hana, menulis di akun Twitternya, sang ayah ditemani oleh seluruh anak pada saat-saat terakhirnya. Mereka terus memegangi tangan Ali. Mereka juga memeluk dan mencium pria berusia 74 tahun. Mereka berdoa secara Islam.

Hana menulis seluruh anak berusaha tetap kuat. Beberapa di antaranya berbisik di telinga Ali. "Ayah bisa pergi. Kami akan baik-baik saja. Kami mencintaimu. Terima kasih. Ayah bisa kembali ke Tuhan sekarang," tulis Hana tentang apa yang dibisikkan kepada Ali.

Setelah seluruh organ tubuh Ali tak berfungsi, sang putri menulis di Twitter, bahwa jantung sang ayah masih berdetak sekitar 30 menit. "Bukti sejati atas kekuatan spirit dan tekad," kata dia.

Petinju berjuluk Si Mulut Besar itu akhirnya meninggal pada Jumat malam pukul 21.10 waktu Arizona, Amerika Serikat. Gunnell mengatakan. "Dia tak kesakitan." 

Gunnell menceritakan seluruh anggota keluarga menemani sepanjang 24 jam terakhir hidup Ali. "Mereka menghabiskan waktu yang berkualitas dengannya untuk mengucapkan selamat tinggal. Itu benar-benar momen yang sangat khusyu," ujar Gunnell.

"Itu sesuatu hal indah karena menunjukkan hal bagus mengenai Muhammad Ali. Sang juara (Ali) selalu bangga dengan keluarganya." 

Setelah Ali mengembuskan napas terakhir, Hana kembali mencuit di Twitter. “Hati kami sangat sakit. Tapi kami juga senang, ayah telah bebas sekarang," kata Hana.

Putri Ali lainnya, Maryum Ali, melalui email kepada CNN mengatakan, "Saya senang ayah kini tak lagi kesakitan. Dia berada di tempat yang lebih baik. Tuhan Maha Besar," ujar Maryum.

Sang sahabat, Ramsey, mengaku tak benar-benar melihat Ali saat di rumah sakit. Ali hanya ditemani oleh keluarga. "Saya menghormatinya...itu benar-benar hal privat," kata Ramsey.

Sebuah foto dan sarung tinju diletakkan di rumah masa kecil Muhammad Ali untuk memberi penghormatan terakhir bagi petinju legendaris tersebut, di Louisville, Kentucky, AS, Sabtu (4/6). Muhammad Ali meninggal pada usai 74 tahun. (REUTERS/John Sommers II)

Gunnell mengatakan sejumlah sahabat terdekat Ali juga diundang datang ke rumah sakit. Namun, mereka hanya menunggu di luar ruang perawatan untuk menjaga privasi keluarga.  Saat ini, jenazah Muhammad Ali telah tiba di kampung halamannya, Kentucky, tempat ia akan dimakamkan. Seluruh anggota keluarga juga telah tiba di sana.

 

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer