Bola.com, Wina - Pebalap Manor Racing asal Indonesia, Rio Haryanto, tidak mengusung target muluk-muluk pada musim perdananya di ajang Formula 1. Di hadapan puluhan warga Indonesia yang menghadiri acara Meet and Greet bersama Rio Haryanto di kantor Kedutaan RI, Selasa (28/6/2016) malam, pria kelahiran 22 Januari 1993 ini mengatakan target realistis yang kemungkinan besar bisa dicapai adalah posisi 15 besar.
’’Saya pikir target ini (15 besar) cukup realistis. Bisa berada di atas pebalap Renault dan Sauber serta rekan satu tim saya di Manor merupakan target yang mungkin bisa saya katakan realistis,’’ ucap pebalap asal Solo, Jawa Tengah ini, yang akan turun di F1 GP Austria, akhir pekan ini.
Advertisement
Baca Juga
Rio beralasan kemampuan tim Manor Racing yang dibelanya bukan layaknya tim pabrikan Ferrari dan Mercedes dengan segudang sokongan dana yang melimpah. Mobil racikan Manor Racing hanya mampu bersaing di jajaran papan bawah. Menurut Rio, sangat sulit bisa membawa Manor meraih prestasi tinggi di ajang balap jet darat dunia tersebut.
’’Untuk meraih poin (10 besar) menjadi capaian prestasi luar biasa, jika itu terjadi. Tapi resources Manor Racing tidak sama dengan tim-tim pabrikan,’’ kata putra pasangan Indah Pennywati dan Sinyo Haryanto ini.
Rio berharap target 15 besar ini bisa direalisasikan. Sebagai rookie di F1, Rio mengaku banyak belajar dari setiap seri yang telah dijalaninya.
Pada seri terakhir GP Eropa di Azerbaijan, Rio mencatatkan waktu terbaik 1 menit 45,665 detik pada babak kualifikasi mengalahkan rekan setimnya, Pascal Wehrlein, dan dua pebalap Renault (Palmer dan Magnussen), serta Jeson Button (Mclaren Honda) dan Marcus Ericsson (Sauber). Rio hanya terpaut 0,116 detik dengan Felipe Nasr (Sauber) yang berada satu setrip di atasnya. Akibat perbedaan catatan waktu yang super tipis itu, Rio gagal mengukir rekor baru lolos ke babak kualifikasi kedua atau Q2.
’’Banyak kemajuan dari Manor. Saya juga sempat terkejut bisa meraih catatan waktu yang bagus saat babak kualifikasi. Sayangnya saat awal balapan, saya mendapat musibah dan memaksa tim mengubah strategi,’’ ucap Rio.
Pengalaman di Baku akan dijadikan Rio sebagai bahan evaluasi jelang GP Austria di Sirkuit Spielberg, 3 Juli ini. Ia akan berusaha sekuat mungkin memberikan hasil maksimal pada F1 seri ke-9 ini. ’’Tetap berusaha. Sirkuit Spielberg adalah salah satu sirkuit yang saya sukai. Saya juga pernah meraih juara di sirkuit ini (GP2 musim lalu),’’ ujarnya.