Bola.com, Wina - Melihat orang asing berlatih dan memeragakan seni beladiri pencak silat bukan sesuatu yang aneh. Faktanya, tak sedikit warga Asia, Amerika, dan Eropa tertarik menimba ilmu kesenian tradisional asal Indonesia ini. Namun, bagaimana kecintaan terhadap seni beladiri tersebut menular ke seluruh anggota keluarga? Nah, ini mungkin yang jarang terjadi.
Advertisement
Baca Juga
Di Austria, ada pasangan suami-istri dan putra mereka yang benar-benar mencintai pencak silat. Kecintaan itu tak luntur dilekang oleh waktu. Sudah sejak 2004 mereka berlatih pencak silat. Sudah lama juga keluarga yang berasal dari kota di luar ibukota Austria ini berlatih di sekolah pencak silat Anak Harimau Austria.
Bola.com menemui keluarga ini saat tengah mengikuti latihan singkat bersama guru besar Silek Minang asal Sumatra Barat, Haji Sofyan Nadar. Kurt Schoenauer yang berusia 63 tahun menjadi peserta tertua pada latihan tersebut. Ia memperkenalkan anggota keluarganya yang juga ikut serta dalam pelatihan bersama Sofyan Nadar pada hari itu.
’’Ini istri saya (Christa) dan ini putra kami (Michael). Kami sudah berlatih silat sejak tahun 2004. Berarti sudah 12 tahun ya,’’ ujar Kurt Schoenauer saat berbincang santai di sebuah kedai susu tidak jauh dari Hall Basket Volkschule Ladendorf yang menjadi tempat latihan Anak Harimau Austria, Sabtu (24/9/2016).
Namun berbeda dengan Christa dan Michael Schoenauer, Kurt mengaku sempat absen 2 tahun dari aktivitas latihan silat. Ia baru memulai kembali berlatih belum lama ini. ‘‘Sempat istirahat. Jadi totalnya saya baru sekitar 10 tahun berlatih silat. Kalau istri dan anak saya sudah lebih dari 10 tahun. Mereka tak berhenti berlatih silat,’’ ujar Kurt.
Sang istri, Christa Schoenauer, memang gemar berlatih beladiri sejak usia kecil. Wanita berusia 59 tahun ini mengaku pernah lama menggeluti ilmu beladiri judo. ‘‘Sejak umur 9 tahun hingga 25 tahun saya belajar judo,’’ ujar Christa.
Ia pernah menyandang posisi terhormat saat menduduki peringkat ketiga atlet Judo Austria. Namun, kecintaannya terhadap seni beladiri baru muncul saat menjajal berlatih pencak silat. Pada 2004, ia bersama putranya, Michael, mengikuti kelas pemula yang dibuka sekolah Anak Harimau Austria.
‘‘Kami tahu ada sekolah silat dari iklan promosi selembaran-selembaran yang tertempel di sekolahan. Dari informasi itu kami bertemu Stefan Taibl (guru silat Anak Harimau), dan sampai sekarang masih tetap berlatih,’’ ujar Christa.
Menurutnya, seni beladiri asal Indonesia tersebut berbeda dengan judo. Christa menyebut silat merupakan kesenian yang menggerakkan seluruh komponen tubuh. ‘‘Ini beladiri yang komplet. Ada gerakan seperti dansa, ada teknik pukulan, tendangan, kuncian, dan juga bantingan,’’ ucap Christa.
Hal yang sama diutarakan Michael. Menurut pria berusia 29 tahun ini, selain gerakannya yang sempurna, filosofi pencak silat sangat cocok dengan dirinya. ‘‘Yang paling saya suka itu filosofi saling menghargai satu dengan yang lainnya,’’ kata Michael.