Bola.com, New Delhi - Pebulutangkis China, Lin Dan, dianggap sebagai pemain terbaik di generasinya atau bahkan sepanjang sejarah. Pemain berjulukan Super Dan itu sudah mengoleksi dua medali emas Olimpiade, lima titel kejuaraan dunia, dan enam gelar All England.
Selama 15 tahun berkarier sebagai pebulutangkis profesional, Lin Dan pernah menghadapi banyak pemain hebat. Dia dikenal memiliki rivalitas dengan Lee Chong Wei (Malaysia) dan Taufik Hidayat (Indonesia) di atas lapangan.
Advertisement
Baca Juga
Lalu, siapa lawan yang paling ditakuti oleh pemain berusia 32 tahun itu? "Tak ada. Saya selalu menganggap semua lawan sama. Kadang saya menang dan kadang saya kalah," kata Lin Dan dalam wawancara dengan media India, Femina.
Meski demikian, Lin Dan tetap memiliki pemain panutan. Dia mengaku mengagumi Taufik, Chong Wei, dan juga Hendrawan (Indonesia).
"Taufik dan Chong Wei sangat berbakat, sedangkan Hendrawan jadi pemain hebat berkat kerja kerasnya," ujar Lin Dan.
Dari sekian banyak pertandingan yang sudah dijalani, Lin Dan menyebut final Olimpiade Beijing 2008 sebagai laga yang paling berkesan dalam karier maupun hidupnya.
"Pertandingan itu digelar di negara saya dan saya berhasil memenuhi ekspektasi tinggi dari masyarakat dengan meraih medali emas. Saya akan selalu mengingat momen tersebut," kata Lin Dan.
Lin Dan memiliki banyak tato di tubuhnya. Dia punya lima tato dengan arti berbeda mulai dari inisial namanya, inisial nama panggilan istrinya (Xie Xingfang), penghormatan untuk sang nenek, potongan kalimat favoritnya, dan simbol jumlah titel turnamen major yang sudah diraihnya. Mengapa Lin Dan menyukai seni rajah tubuh itu?
"Saya selalu tertarik dengan tato. Fungsi tato untuk pria hampir sama dengan anting yang dipakai wanita, yaitu membuat seseorang menjadi lebih cantik/tampan," kata Lin Dan.
Lin Dan sangat tertutup soal kehidupan pribadinya. Namun, dia bersedia membocorkan rahasia di balik rumah tangganya yang selalu harmonis.
"Sebagai pebulutangkis profesional, saya sering bepergian ke luar negeri. Saya beruntung karena punya istri yang mengerti profesi saya. Mungkin karena dia adalah mantan pebulutangkis sehingga memahami pekerjaan saya. Terkadang saya melewatkan acara keluarga karena harus ikut turnamen, tapi dia sangat pengertian sehingga rumah tangga kami tetap seimbang," ujar Lin Dan.
Dengan usia yang sudah menginjak kepala tiga, Lin Dan sadar dirinya sudah berada di pengujung karier. Dia pun telah memiliki rencana setelah gantung raket.
"Saya ingin mempromosikan bulutangkis ke seluruh dunia. Selain itu, saya ingin anak saya nanti jadi pemain bulutangkis juga," tutur Lin Dan.