Sukses


Netizen Malaysia Iri kepada Indonesia yang Punya Rio Haryanto

Bola.com, Jakarta - Sebelum Rio Haryanto, pebalap Asia Tenggara terakhir yang berkiprah di F1 adalah Alex Yoong. Pebalap asal Malaysia itu membalap untuk tim Minardi pada 2001-2002.

Namun, setelah era Yoong, Malaysia belum memiliki wakil lagi di lomba jet darat. Padahal, Malaysia menggelar seri balap F1 sejak 1999 di Sirkuit Sepang. Selain itu, perusahaan minyak negara Malaysia, Petronas, juga menjalin kerja sama teknis dan sponsorship dengan tim papan atas Mercedes.

Malaysia sebenarnya punya peluang memiliki pebalap lagi di F1 pada 2016. Driver Malaysia, Jazeman Jaafar, sempat mendapat tawaran dari salah satu tim yang memakai mesin Mercedes. Akan tetapi, Jazeman gagal mendapatkan kursi tersebut karena tak memiliki sponsor.

Belum lagi mengirim pebalap di F1, Malaysia malah berencana menghentikan penyelenggaraan GP Malaysia setelah 2018. Pemerintah Malaysia beralasan biaya menggelar balapan F1 sangat besar, tapi pemasukan yang didapat negara tak terlalu signifikan.

Keputusan pemerintah Malaysia ditanggapi beragam oleh penggemar balap di sana. Bahkan, ada netizen yang memanfaatkan isu besar tersebut untuk menyentil pemerintah Malaysia yang kurang perhatian kepada pebalap lokal yang ingin tampil di pentas internasional.

"Malaysia belum lama ini punya kesempatan memiliki pebalap F1, tapi pemerintah dan perusahaan nasional tak mau membantu sebagai sponsor. Padahal tak banyak pebalap di Asia yang mendapatkan tawaran membalap di level setinggi F1," tulis akun bernama Muzzamel Mazidee di Facebook yang kemudian di-share oleh Jazeman Jaafar di Twitter.

Muzzamel mengaku iri kepada Indonesia yang sempat memiliki Rio Haryanto di Manor sebelum berhenti pada pertengahan musim 2016 karena terkendala masalah dana.

"Rio beruntung karena mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia dan perusahaan nasional," kata Muzzamel.

"Saya bukan menentang pemerintah, tapi pertanyaan saya adalah mengapa pemerintah tak membantu talenta lokal untuk bersaing di level tertinggi yang ujung-ujungnya membuat negara ini bangga? Sangat disayangkan melihat pebalap bertalenta tak mendapat dukungan yang dibutuhkan saat sedang berada di puncak karier," tambah Muzzamel.

Jazeman membagi tulisan Muzzamel agar pemerintah Malaysia mau membuka mata dan lebih memerhatikan pebalap lokal yang ingin membawa nama negara ke ajang internasional yang lebih tinggi.

Setelah tak lagi menggelar F1, Jazeman dan Alex Yoong berharap pemerintah Malaysia memaksimalkan Sirkuit Sepang untuk menyelenggarakan ajang balap lain, tapi harus diikuti pebalap lokal.

Indonesia perlu berkaca dari Malaysia. Apalagi kasus Jazeman Jaafar kini juga dialami Rio Haryanto. Rio masih punya peluang kembali membalap di F1 pada 2017, tapi terkendala sponsor. Tanpa dukungan dari pemerintah maupun perusahaan nasional atau swasta, mustahil bagi Rio bisa ke F1. Indonesia mungkin harus menunggu lama lagi untuk melihat pebalap nasional beraksi di lintasan F1.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer