Bola.com, New Delhi - Bintang bulutangkis India, Pusarla Venkata Sindhu alias PV Sindhu, lahir dari orang tua yang berprofesi sebagai pemain profesional. Namun, saat berusia 8 tahun 6 bulan, Sindhu malah memutuskan serius membangun karier di arena bulutangkis.
Advertisement
Baca Juga
"Saya awalnya bermain (bulutangkis) hanya untuk bersenang-senang. Tapi, perlahan jam bermain saya terus bertambah," kata Sindhu membeberkan awal menekuni bulutangkis, seperti dilansir Enterpreneur, Sabtu (4/2/2017).
"Saya memang suka bermain bulutangkis dan itulah sebabnya orang tua kemudian mendukung saya," sambung pemai asal India tersebut.
Saat masih bocah, Sindhu selalu menangis setiap kalah dalam suatu pertandingan. Tapi, seiring berjalananya waktu pemain kelahiran 5 Juli 1995 tersebut terus memperbaiki permainannya dan bisa mengatasi kekalahan. Dia juga punya gairah kuat untuk menapak ke jenjang papan atas dunia. Hal itu menjadi resep kesuksesannya, selain terus berlatih dan bekerja keras.
"Saya jelas ingin melihat diri sendiri berada di puncak dunia," tegas Sindu yang menyebut sang pelatih, Pullela Gopichand, sebagai sumber inspirasinya di kancah bulutangkis.
Kerja keras dan semangat menggebu-gebu PV Sindhu mulai menampakkan hasil manis. Dia berhasil meraih medali perak di Olimpiad Rio 2016 - kalah dari Carolina Marin di final - serta menjadi satu-satunya atlet putri India yang meraih prestasi fenomenal tersebut.
Sepekan sebelum Olimpiade Rio, Sindhu sudah terbang ke Brasil untuk berlatih di sana. Dia mengatakan segala hal harus dirancang dengan cermat untuk bisa berprestasi di kancah bulutangkis dunia. Diet, latihan, istirahat, dan pola tidur menjadi faktor penting dalam kesuksesannya.
Kemampuannya untuk menjaga semangat saat energi terkuras juga mempunyai peran penting untuk bisa bersaing dengan pebulutangkis papan atas dunia lainnya.
"Kadangkala, kami mungkin merasa sangat kelelahan. Pada saat itu, Anda tetap harus bisa fokus pada strategi dan pertandingan (untuk bisa meraih hasil bagus)," kata PV Sindhu memberikan salah satu resepnya menembus persaingan papan atas tunggal putri dunia.