Sukses


Kemenpora Akui Minimnya Penyuluhan Doping Para Atlet

Bola.com, Jakarta - Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gatot S Dewa Broto, buka suara soal adanya dugaan kasus penggunaan doping yang terjadi di PON XIX dan PEPARNAS XV di Jawa Barat 2016. Gatot mengakui penyuluhan dan pengetahuan atlet soal zat-zat yang dilarang masih minim.

"Kami harus jujur memang penyuluhan soal zat-zat yang dianggap sebagai bentuk doping dalam olahraga itu kurang. Akan tetapi bukan berarti tidak ada penyuluhan soal itu," kata Gatot.

Komentar Gatot berkaitan dengan kasus yang menimpa 14 atlet dari PON dan Pepernas. Bahkan, satu atlet ajang Peparnas XV cabang atletik, Cucu Kurniawan, tersangkut kasus doping setelah mengaku meminum jamu untuk menyembuhkan gatal-gatal.

Berkaca pada kasus Cucu Kurniawan, Gatot meminta para atlet tidak meminum obat tertentu sebelum atau sesudah pertandingan. Menurut dia, seharusnya para atlet lebih dulu berkonsultasi dengan tim dokter.

"Namun, selama ada aturan yang jelas soal zat yang dilarang maka kami tidak akan memberikan peringanan. Jadi, para atlet seharusnya melakuka komunikasi lebih dulu kepada para pelatih atau tim dokter sebelum menggunakan obat-obat tertentu yang berkaitan dengan kesehatan," ujar Gatot.

Senada dengan pernyataan Gatot, Ketua Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) Zaini Kadhafi Saragih, mengakui masih minimnya pengetahuan para atlet tentang doping. Hal itu terjadi karena adanya proses regenerasi para atlet baru.

"Di LADI itu sebenarnya memang harus terus melakukan sosialisasi dan edukasi disamping daftar obat setiap tahun berubah, jadi setiap akhir tahun Badan Antidoping Dunia (WADA) mengeluarkan list baru dan kita harusnya terus sosialisasi," ucap Zaini seperti dikutip situs resmi Kemenpora.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer