Sukses


3 Keuntungan Ketum ISSI Terlibat di Konfederasi Asia dan Dunia

Bola.com, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI) menghadiri Kongres Konfederasi Balap Sepeda Asia (ACC) di Bahrain, 24 Februari-3 Maret 2017. Dalam kongres tersebut, Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari terpilih masuk dalam kepengurusan ACC yang baru.

Okto dipercaya menjadi anggota Komite Manajemen ACC. Jabatan yang dipegang Okto adalah Ketua Bidang Media.

Selain itu, Okto juga terpilih sebagai salah satu dari tiga wakil ACC untuk menjadi calon anggota Komite Manajemen Federasi Balap Sepeda Internasional (UCI). Pemilihan anggota Komite Manajemen UCI baru akan dilakukan pada Kongres UCI di Norwegia, September mendatang.

Terpilihnya Okto masuk kepengurusan baru ACC, dan kemungkinan juga UCI, berpotensi memberikan banyak manfaat buat Indonesia terutama untuk meningkatkan prestasi atlet-atlet Merah Putih jelang dua ajang multicabang terdekat, yakni SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.

Berikut ini adalah tiga keuntungan yang akan didapat Indonesia dari keterlibatan Ketum ISSI di konfederasi balap sepeda Asia dan Dunia seperti yang dipaparkan Okto dalam konferensi pers di Restoran Scenic, Sahid Sudirman Center, Jakarta, Senin (6/3/2017):

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Kelancaran Informasi

1. Kelancaran Informasi

Selama ini, Indonesia terkendala komunikasi yang kurang lancar dengan ACC. Akibatnya, ISSI kerap ketinggalan informasi penting terkait kegiatan balap sepeda di Asia.

Setelah Ketum ISSI menjadi anggota Komite Manajemen dan menjabat sebagai Ketua Bidang Media, masalah komunikasi dengan ACC bakal teratasi. Semua informasi dari negara-negara anggota ACC juga bisa lebih terbuka.

ISSI kini tak akan kesulitan lagi mendapatkan informasi terkait jadwal lomba, ranking atlet di Asia, dan berbagai kegiatan pelatihan. Kemudahan mendapatkan data valid seluruh atlet-atlet Asia menjadi keuntungan yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan prestasi atlet pelatnas dan memenuhi target di berbagai ajang internasional.

3 dari 4 halaman

Posisi Tawar Tinggi

2. Posisi Tawar Tinggi

Selama ini, ISSI sebagai anggota belum banyak terlibat dalam kepengurusan ACC. Akibatnya, suara Indonesia belum terlalu didengar. Terpilihnya Okto sebagai salah satu anggota Komite Manajemen ACC akan membuat posisi tawar Indonesia menjadi lebih tinggi.

Keuntungan itu sudah dirasakan Okto saat kongres. Berbekal kemampuan bernegosiasi yang yahud, Okto bisa menjalin komunikasi yang cair saat berdialog dengan perwakilan dari berbagai negara kuat balap sepeda di Asia.

Sejauh ini ISSI sudah menyepakati secara lisan kerja sama dengan Jepang, China, Kazakstan, Hong Kong, Iran dan Kuwait terkait pengiriman atlet ke negara-negara tersebut untuk melakukan uji coba dan pemusatan latihan. Negara-negara tersebut dikenal memiliki infrastruktur yang modern dan memenuhi standar UCI serta sudah menerapkan sports science. Okto juga melobi Kazakstan agar Indonesia bisa menitipkan atlet pelatnas berlatih bersama tim profesional Astana.

4 dari 4 halaman

Akses ke UCI

3. Akses ke UCI

Sebagai anggota Komite Manajemen ACC, Okto bisa mendapatkan akses yang lebih mudah ke UCI. Kemudahan ini akan membuka jalan Indonesia yang berambisi menjadi kiblat baru balap sepeda dunia.

Salah satu impian ISSI adalah menggelar ajang balap paling bergengsi UCI World Tour di Indonesia. Di sela-sela Kongres ACC di Bahrain, Okto mulai melakukan komunikasi dengan perwakilan tim dan penyelenggara ajang balap sepeda Giro d'Italia, Tour of Dubai, dan Tour of Abu Dhabi yang merupakan bagian dari kalender UCI World Tour.

Selepas pertemuan tersebut, Okto merasa yakin Indonesia sangat mungkin menggelar ajang balap sepeda level UCI World Tour. Tinggal bagaimana selanjutnya ISSI berkomunikasi dengan UCI. Karena memiliki jabatan penting di ACC, Okto bisa lebih leluasa menjalankan misi tersebut.

Jika bisa menggelar balapan UCI World Tour, Indonesia akan kedatangan pebalap-pebalap elite seperti Peter Sagan, Mark Cavendish, dan Chris Froome serta tim papan atas seperti Astana dan Sky.

Selain itu, ISSI bisa memperbanyak jumlah lomba balap sepeda di Indonesia sekaligus menaikkan levelnya. Pada 2017, Indonesia menggelar 45 ajang balap sepeda internasional dari semua disiplin dan masuk UCI point race.

Indonesia juga bisa menggelar berbagai seminar atau pelatihan dari utusan langsung UCI. Imbasnya, kualitas pelatih dan comissioner Indonesia akan meningkat yang secara tidak langsung berdampak positif terhadap peningkatan prestasi balap sepeda nasional.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer