Bola.com, Jakarta - Pemain Garuda Bandung, Galank Gunawan, menyebut manajemen lama tim tersebut berkelit perihal tunggakan dua bulan gaji pemain. Pebasket berusia 29 tahun itu mengklaim akibat kejadian tersebut tak hanya pemain yang dirugikan manajemen lama, namun juga pelatih dan ofisial.
"Saya pernah bilang ke manajemen lama kalau masalah ini tidak beres, sampai kapanpun akan menjadi dosa yang tidak termaafkan," ujar Galank kepada Bola.com, Sabtu (18/3/2017).
Advertisement
Baca Juga
"Memang ini masalah lama yang belum terselesaikan, tapi kami para pemain menolak lupa dan akan terus berusaha menyelesaikannya," sanbung pemain berposisi center tersebut.
Sebelumnya mantan manajer keuangan Garuda Bandung, Restaditya Haris, menyebut tak ada lagi tunggakan gaji kepada para pemain. Resta bahkan berujar manajemen lama hanya belum menyelesaikan tunggakan satu bulan gaji. Pernyataan tersebut juga dibantah Galank.
"Kondisinya bukan tunggakan satu bulan gaji, tapi dua bulan dan kami tidak memiliki kesepakatan untuk pemutihan gaji karena itu kewajiban mereka untuk melunasi hak kami," kata Galank.
Hal senanda juga diucapkan mantan pemain Garuda Bandung, Rizal Falconi, yang mengaku tidak terima dengan keputusan manajemen lama yang memutuskan tidak melunasi sisa gaji yang masih menunggak. Falconi meminta manajemen lama bertanggung jawab memenuhi kewajiban mereka sesuai dengan kesepakatan.
"Keadaan seperti ini memperlihatkan manajemen lama Garuda Bandung tidak ada niatan untuk memenuhi tanggung jawab mereka untuk melunasi satu tahun gaji pemain," ujar Falconi.
"Memang betul dana untuk Garuda waktu itu diinfokan manajemen kepada pemain. Tapi, mestinya ada rasa tanggung jawab dari pihak manajemen untuk melunasi gaji pemain," kata dia.
Garuda Bandung ditinggalkan oleh Indra Priawan selaku investor pada musim lalu. Setelah itu, klub yang berdiri pada 1991 tersebut hanya bergantung kepada penjualan merchandise sembari menunggu datangnya penyumbang dana baru.
Mantan manajer keuangan Garuda Bandung, Restaditya Haris, mengatakan kondisi finansial Garuda pada masa itu memang menimbulkan kesalahpahaman, terutama menyangkut gaji.
"Mereka beranggapan bertahan di Garuda sampai Oktober (selesai Nusantara Tour) adalah bekerja. Anggapan itu salah karena sebetulnya saat itu mereka bahu-membahu menyelematkan diri, bukan untuk pemilik, saya atau teman manajemen lain, itu semata-mata untuk mereka," ujar Resta.
"Komitmen kami saat itu adalah melepas satu persatu pemain sampai habis untuk membiayai klub dan membayar gaji tertunggak sampai pemain terakhir, setelah itu baru mess berhenti beroperasi," imbuh dia.
Resta juga menambahkan pihaknya membuka pintu lebar-lebar bagi para pemain yang ingin berbicara dan berkonsultasi dengan manajemen lama.
"Manajemen lama sebetulnya sudah malas membahas isu ini, tidak akan selesai. Bagi yang mau berurusan sama manajemen lama, kami terbuka jika ada yang ingin konsultasi atau kerja sama bisnis," kata Resta.
[Garuda Bandung]( 2887807 "Garuda Bandung") saat ini telah berganti kepemilikan setelah diambil alih Fareza Tamrella. Pria yang akrab disapa Mocha itu merombak seluruh skuat Garuda termasuk mengganti posisi pelatih dari Fictor Roring ke Andre Yuwadi.