Bola.com, Jakarta - Dellie Threesyadinda bisa dibilang mengenal dan menekuni panahan hampir seumur hidup. Bahkan, saat usianya belum genap berusia lima tahun, pepanah yang akrab disapa Dinda tersebut sudah terbiasa dengan pemandangan atlet berlatih memanah.
Semua itu tak terlepas dari pengaruh Lilies Handayani, satu dari tiga srikandi Indonesia yang meraih medali perak pada Olimpiade Seoul 1988. Pepanah legendaris tersebut adalah ibunda Dinda. DNA panahan sudah mengalir deras dalam darah Dinda.
Advertisement
Baca Juga
Berkat keseriusannya menekuni olahraga panahan, Dinda telah mengoleksi berbagai prestasi bergengsi, dari level nasional hingga internasional. Di ajang PON, pepanah yang hampir berusia 27 tahun tersebut mengoleksi medali sejak edisi 2004 hingga yang terakhir pada 2016 di Jawa Barat.
Di kancah internasional, Dellie juga memiliki berderet pestasi, diawali dengan menyabet dua medali perak di SEA Games Thailand 2007, dua medali perunggu SEA Games Laos 2009, tiga medali emas dan dua medali perak Asian Grand Prix 2011, satu medali 1st Asian Grand Prix 2013, serta satu medali emas (beregu) dan satu perak (individu) SEA Games Myanmar 2013. Wanita asal Surabaya tersebut juga meraih medali perunggu dari ajang Kejuaraan Dunia 2007 dan perunggu di Kejuaraan Dunia 2016.
Saat hadir dalam pemotretan dan pengambilan gambar video untuk ulang tahun kedua Bola.com di Kantor Redaksi Bola.com, pada 21 April, Dinda diminta mengungkapkan momen-momen berharga dalam dua tahun terakhirnya di kancah panahan. Atlet yang dikenal blak-blakan ini pun menjawab dengan cepat. "Yang pertama saat mendapatkan medali perunggu di PON Jawa Barat," kata Dinda.
Raihan perunggu pada PON Jawa Barat memang penurunan prestasi bagi Dinda. Mahasiswi jurusan Hukum, Universitas Airlangga Surabaya, tersebut berhasil meraih tiga medali emas dan perunggu pada PON 2004, kemudian pada PON 2012 Dinda menyumbangkan dua medali emas bagi Jatim. Namun, tak ada sumbangan emas di PON tahun lalu.
"Meskipun dianggap kegagalan bagi banyak orang, saya tetap menganggap itu sebagai sebuah pencapaian," tegas Dinda.
Pada tahun lalu juga Dinda juga memperoleh medali perunggu, kali ini di ajang Kejuaraan Dunia di Antalya, Turki, pada Juni 2016. Pepanah yang juga sering disapa Dellie tersebut merebut perunggu di nomor beregu compound, bersama dua rekannya, Triya Resky Andriyani dan Rona Siska Sari.
Medali tersebut masuk genggaman trio pepanah Indonesia setelah menang atas India dengan skor 226-222 pada perebutan perunggu. Meski sama-sama medali perunggu, pencapaian di PON dan Kejuaraan Dunia tentu dianggap berbeda, terutama dari sisi gengsi. Namun, bagi Dellie kedua medali yang diraih pada tahun lalu tersebut sama-sama penting.
"Ya, momen penting kedua dalam dua tahun terakhir ini ya saat meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia 2016," kata Dellie.
Setelah mengikuti dua turnamen penting pada 2016, Dellie Threesyadinda kini tengah bersiap terjun ke ajang SEA Games 2017. Dellie pun berharap mendulang hasil terbaik, yaitu mempersembahkan medali emas bagi Indonesia.