Bola.com, Jakarta - Dalam menjalani hidup selama 23 tahun, Muhammad Rizal Falconi, akrab dengan bola basket sejak dirinya masih kecil. Sebuah hobi yang ditularkan sang ayah ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar ternyata membawa Falconi menjalani kehidupan yang tak pernah terbayang sebelumnya.
Memiliki tinggi badan 198 cm, Falconi merupakan salah satu bigman lokal yang cukup ditakuti di kompetisi bola basket nasional. Namun, perjalanan penggemar Michael Jordan tersebut hingga akhirnya bisa terjun ke dunia profesional rupanya tak semudah membalikkan telapak tangan.
Advertisement
Baca Juga
Tumbuh besar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, membuat Falconi tak seperti kebanyakan pebasket di Jakarta yang mengikuti kompetisi basket antar-SMA sebelum terjun menjadi atlet profesional. Klub amatir, Jambore, menjadi tempat Falconi mengasah kemampuan hingga bisa mengikuti pelatihan basket di Amerika Serikat.
Saat itu Rizal terpilih sebagai salah satu pemain DBL All Star pada 2010 untuk mengikuti coaching clinic di Amerika Serikat yang sekaligus menjadi pintu gerbang baginya untuk meraih mimpi di dunia basket. Setahun berselang setelah pelatihan di Negeri Paman Sam, Falconi mendapat tawaran bermain untuk tim Garuda Bandung.
"Saat mendapat tawaran bermain untuk Garuda saya tidak berpikir dua kali untuk menerimanya. Meski harus pindah dari Pontianak ke Jakarta, saya mengambil segala risiko demi meraih impian di dunia basket," ujar Falconi ketika melakukan kunjungan ke kantor Bola.com.
Bergabung dengan klub profesional rupanya tak seindah bayangan Falconi. Pada musim perdana, kurangnya jam bermain sempat membuat pria berusia 23 tahun tersebut kehilangan semangat.
"Masa-masa awal di Garuda Bandung cukup berat. Namun, saya memiliki keyakinan kalau apa yang saya pilih ini tidak salah dan segala sesuatunya membutuhkan proses," tutur pria kelahiran Sanggau 7 Juni 1993 tersebut.
Kerja keras Rizal selama menjadi rookie di Garuda Bandung rupanya tak berakhir sia-sia. Kemampuannya mulai meningkat seiring berjalannya waktu hingga akhirnya bisa masuk dalam nominasi Most Improved Player pada Indonesia Basketball League (IBL) 2016.
Pada IBL 2016, Falconi menorehkan rata-rata 10,4 poin dan 7,6 rebound per gim. Torehan terbaik Falconi pada musim itu adalah 23 poin dan 10 rebound ketika Garuda Bandung membungkam Aspac Jakarta.
Menjalani musim yang cukup manis bersama Garuda Bandung membawa Falconi kembali mendapat kesempatan naik tingkat setelah mendapat tawaran bermain untuk klub Satria Muda Pertamina Jakarta yang merupakan klub impiannya untuk musim IBL 2017, berkat penampilan apiknya pada 2016.
"Ketika resmi direkrut Satria Muda saya merasa ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Saya telah menantikan momen tersebut sejak lama," tutur Rizal Falconi.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Belajar dari Idola
Sebuah laga ekshibisi ketika Falconi masih membela klub amatir, Jambore, menghadapi bintang-bintang IBL menjadi momen yang tak terlupakan untuk pebasket yang berposisi sebagai forward tersebut. Nasihat dari mantan pemain Satria Muda Pertamina Jakarta, Rony Gunawan, atau akrab disapa Rogun menjadi pemicu Falconi untuk terus mengasah kemampuannya agar suatu saat nanti bisa bermain satu lapangan dengan peraih tujuh gelar juara liga basket nasional tersebut.
"Saat itu Rogun menghampiri saya dan berkata kalau saya harus terus berlatih karena memiliki bakat luar biasa di basket. Setelah hari itu saya terus berlatih agar suatu saat bisa kembali bertanding dan berada satu tim dengan Rogun," ujar Falconi.
Rogun pun tak memungkiri telah melihat bakat Falconi sejak masih belia dan percaya bahwa penggemar Kevin Durant itu memiliki kemampuan luar biasa yang bisa membuatnya ditakuti musuh ketika berada di lapangan. Rogun menilai Falconi memiliki semangat dan tekad besar yang membuatnya menjadi salah satu pemain diperhitungkan dalam liga basket nasional.
"Saat pertama kali melihat Falconi saya sudah yakin pemain ini memiliki bakat yang luar biasa. Waktu itu saya berkata kepada dia untuk terus berlatih dan pantang menyerah jika ingin terjun ke dunia profesional," kata Rogun.
Namun, impian Falconi untuk bisa bermain dan menimba ilmu dari Rogun harus kandas saat sang idola memutuskan pensiun tepat setelah dirinya memutuskan untuk bergabung dengan Satria Muda Pertamina Jakarta. Ajang Perbasi Cup 2016 pada 30 Oktober 2016 menjadi kompetisi pertama sekaligus terakhir bagi Falconi bersama Rogun.
"Saat tahu Rogun bakal pensiun saya sangat sedih. Pasalnya banyak ilmu yang ingin saya pelajari dari dia terutama bagaimana cara menjadi forward yang baik," kata Falconi.
Meski tak bisa tampil bersama di lapangan, Falconi tetap memiliki kesempatan untuk mendapat pelajaran dari sang idola serta memperlihatkan kepada mantan pemain tim nasional itu kemampuannya yang luar biasa. Rogun saat ini masih menjadi bagian dari Satria Muda Pertamina, hanya saja statusnya tak lagi pemain, tapi Vice President dari klub milik Erick Thohir tersebut.
"Saya tetap akan melihat bagaimana perkembangan Falconi meski tak bisa bermain bersama dengannya di lapangan. Saya berharap dia tetap memiliki tekad pantang menyerah karena banyak hal yang harus dia pelajari di usianya yang masih sangat muda," tutur Rogun.
Advertisement
Impian Membela Tim Nasional dan Juara IBL
Impian Membela Tim Nasional dan Juara IBL
Seperti halnya kebanyakan pebasket Indonesia, membela tim nasional dan membawa panji-panji Garuda di kompetisi internasional tentu menjadi impian Falconi. Namun, untuk bisa mencapai tahap itu, Falconi sadar saat ini dia masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.
"Impian terbesar saya tentunya untuk bisa masuk tim nasional Indonesia. Tapi, saya sadar untuk saat ini kemampuan saya belum cukup untuk berada di level tersebut dan saya percaya masa itu akan datang suatu hari nanti," ujar Falconi.
Untuk tim nasional senior, Falconi belum sekalipun terpilih untuk seleksi. Namun, pebasket yang memiliki hobi bermain finger board itu merupakan bagian dari skuat tim basket Indonesia yang meraih emas pada ajang ASEAN University Games di Singapura pada 17 Juli 2016 usai mengalahkan Thailand dengan skor akhir 73-57 di babak final.
Keberhasilan mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional itu menjadi pengalaman yang tak akan dilupakan Falconi. Bahkan mahasiswa Perbanas tersebut memiliki keyakinan rekan-rekan satu timnya pada skuat AUG 2016 seperti Kevin Yonas Sitorus, Andakara Prastawa, dan Adhi Pratama, bisa berbicara banyak ketika tampil di level senior pada ajang SEA Games 2017 di Malaysia.
"Saya yakin dengan kemampuan teman-teman yang dulu tergabung di skuat AUG bisa memberi kontribusi lebih ketika bermain di level senior. Terlebih kami sudah berhasil mengalahkan tim kuat seperti Thailand di ajang tersebut," tegas Falconi.
Selain membela tim nasional, Falconi masih memiliki satu impian lagi yang mungkin saja bisa diraihnya dalam waktu dekat. Keberhasilan Satria Muda Pertamina lolos ke babak final IBL 2017 usai mengalahkan CLS Knights di babak semifinal membuat impian Falconi untuk meraih gelar juara pertamanya kini sudah terlihat di depan mata.
Satria Muda Pertamina bakal berhadapan dengan Pelita Jaya Energi Mega Persada pada babak final IBL 2017 yang bakal berlangsung tiga gim pada 4-7 Mei 2017. Laga pertama antara Satria Muda Pertamina Jakarta dan Pelita Jaya Energi Mega Persada bakal berlangsung di GOR C-Tra Arena, Bandung, Kamis (4/5/2017).
"Impian terbesar saya selain masuk tim nasioal adalah meraih gelar juara di IBL. Semoga musim ini hal tersebut bisa saya wujudkan bersama Satria Muda," tutur Rizal Falconi.