Bola.com, Gold Coast - Langkah Indonesia pada Piala Sudirman 2017 di Gold Coast, Australia, terhenti di fase grup. Kemenangan 3-2 atas Denmark pada laga terakhir penyisihan Grup 1D, Rabu (24/5/2017), tak cukup mengantar Tim Merah-Putih lolos ke babak perempat final.
Advertisement
Baca Juga
Indonesia menjadi juru kunci Grup 1D di bawah Denmark dan India. Hanya dua tim teratas dari masing-masing grup yang berhak merebut tiket babak delapan besar.
Kegagalan melaju ke fase gugur menandai pencapaian terburuk Indonesia sepanjang sejarah pada Piala Sudirman. Pada partisipasi sebelumnya, Indonesia selalu berhasil melewati babak penyisihan grup.
Setelah dipastikan angkat koper, Kabid Binpres PP PBSI sekaligus manajer tim Indonesia pada Piala Sudirman 2017, Susy Susanti, buka suara. Susy meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena gagal memenuhi target lolos ke semifinal.
Selain meminta maaf, Susy juga berjanji akan melakukan evaluasi untuk memperbaiki prestasi tim bulutangkis Indonesia. Berikut ini adalah empat komentar pemantik semangat dari Susy setelah Indonesia gagal pada Piala Sudirman 2017 seperti dikutip dari situs resmi PBSI:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Berpikir Positif dan Belajar dari Kegagalan
"Dengan hasil ini, kami harus tetap berpikir positif. Seorang juara tak dicetak secara instan hanya langsung lewat satu kemenangan. Dengan situasi saat ini, di mana Indonesia hanya berprestasi pada sektor tertentu, menjadi pemicu bagi PBSI, pelatih, dan para pemain untuk bekerja lebih keras lagi. Kegagalan tak boleh membuat kami terpuruk. Justru kekalahan itu seharusnya membuat kami menjadi lebih kuat dan berani. Kegagalan sebaiknya disikapi sebagai jembatan untuk mencapai prestasi yang diinginkan."
Advertisement
2. Apresiasi untuk Perjuangan Para Pemain
"Perjuangan dan semangat yang diperlihatkan para pemain saat menghadapi Denmark membuktikan bahwa Indonesia masih ada. Evaluasi pun pasti banyak karena kekuatan bulutangkis sekarang sudah lebih merata. Jangan hanya melihat kekalahan Indonesia dari India. Di grup lain, baru terjadi Taiwan mengalahkan Korea Selatan. Thailand saja nyaris kalah dari Hong Kong."
3. Peringatan agar Tak Terbuai Kesuksesan Masa Lalu
"Indonesia memang pernah mendominasi bulutangkis dunia, tapi setiap negara pasti memiliki titik terburuk mereka. Bukan hanya Indonesia, China juga merasakannya. Bukan kami membela diri, tapi jangan sampai ada yang saling menyalahkan dengan hasil di Piala Sudirman ini. Yang penting ke depannya semua harus mau berusaha dan bekerja keras. Harus ada perubahan dari segi latihan. Jangan lagi membandingkan prestasi Indonesia sekarang dengan masa lalu. Menanggalkan nama besar itu memang sulit, tapi kami harus bisa beradaptasi dengan perubahan zaman. Bulutangkis sekarang sudah kian mendunia. Sekarang banyak atlet perseorangan yang berasal dari negara-negara seperti Israel, Turki, Spanyol, bahkan Islandia."
Advertisement
4. Fokus Regenerasi
"Harus diakui regenerasi pemain di PBSI kurang cepat dan hal ini harus menjadi fokus utama di kepengurusan Pak Wiranto. Kami harus menemukan cara untuk mempercepat regenerasi. Kami tak bisa selamanya mengandalkan pemain-pemain senior. Saat melawan Denmark bisa dilihat. Di atas kertas lawan unggulan kedua, tapi Indonesia bisa menang dengan bermaterikan pemain muda. Inilah yang harus dilakukan ke depannya, yaitu mematangkan pemain muda demi mempercepat regenerasi. Kalau dibilang bibit pemain muda Indonesia kurang, tentu saja tidak. Kami memang harus kerja keras."