Australia Terkesan dengan Aksi Suporter Timnas Voli Indonesia

Gresik - Pelatih Timnas Australia, Mark Lebedew, mengaku terkesan dengan antusiasme tinggi suporter tuan rumah saat mendukung perjuangan Timnas Indonesia pada ajang Kejuaraan Asia Voli 2017.  Menurut Lebedew, atmosfer serupa tak ditemui di negaranya sendiri.   

"Kami memang belum pernah melawan Indonesia. Tapi, antusiasme penonton di sini sangat bagus. Senang melihat banyak orang datang ke sini. Semua orang sangat menyambut dan antusias. Hal seperti ini tak kami dapatkan di tempat kami. Jadi ini pengalaman bagus dan baru bagi kami," kata Lebedew, Senin (31/7/2017).  

Setiap Timnas Indonesia akan berlaga, bangku penonton GOR Tri Dharma, Gresik, dipastikan terisi penuh. Para suporter berebutan membeli tiket senilai Rp 20.000 untuk menyaksikan aksi Agung Seganti dan kawan-kawan.

Sementara itu, Australia menjadi salah satu tim yang kerap dikerumuni fans wanita yang kebanyakan masih mengenakan seragam sekolah. Mereka rela menunggu di pintu keluar pemain hanya untuk sekadar melakukan selfie dengan para pemain Australia. Pemain Australia juga dengan ramah meladeni permintaan mereka.

Sayang, tim Negeri Kangguru itu gagal mendapatkan hasil memuaskan pada Kejuaraan Voli Asia 2017. Mereka gagal melaju ke semifinal setelah dibungkam Jepang 0-3 (21-25, 16-25, 22-25).

Australia juga takluk 2-3 dari Iran dalam laga perebutan tiket peringkat kelima. Alhasil, kini Australia hanya bisa memperebutkan status peringkat keenam dengan melawan Taiwan.

"Persaingan voli di Asia sudah berkembang pesat. Persaingan voli di Asia kini sudah berkembang pesat. Tak ada lagi perbedaan mencolok. Jadi ini menjadi pengalaman baru dan tantangan berbeda bagi kami," jelas Lebedew.

Di sisi lain, Australia juga melayangkan pujian kepada timnas Indonesia yang mampu mengukir sejarah dengan menembus semifinal. Meski kalah dari Jepang di semifinal, setidaknya Indonesia masih berpeluang finis di peringkat ketiga.

Bagi Indonesia, Kejuaraan Asia Voli 2017 adalah ajang persiapan menuju SEA Games 2017 di Malaysia. Target mereka di sana adalah mengembalikan tradisi emas yang hilang pada edisi 2011, 2013, dan 2015.