Bola.com, Beijing - Petenis Spanyol, Rafael Nadal, mengaku sedih sekaligus kecewa melihat bentrokan atas upaya referendum Catalunya pada Minggu (1/10/2017). Nadal berpendapat tindak kekerasan tersebut telah merusak citra Spanyol yang dikenal sebagai negara aman dan damai dalam keberagaman.
Advertisement
Baca Juga
Pelaksanaan referendum Catalunya berujung bentrok. Setidaknya 840 orang menjadi korban. Mayoritas korban berasal dari masyarakat Catalunya yang ingin memberikan suara untuk memerdekakan diri dari Spanyol.
Bentrokan tak terhindarkan setelah Polisi Anti Huru Hara membubarkan warga yang sudah berkumpul untuk memberikan suara. Seperti diketahui, Pemerintah Spanyol memang tidak mendukung referendum di kota tersebut.
"Saya pribadi ingin menangis saat melihat hal itu di negara kami di mana selama ini hidup bersama dan menjadi contoh yang baik di seluruh dunia. Situasi yang kita lihat pada hari Minggu, saya rasa telah membuat citra Spanyol menjadi sangat negatif," kata Nadal seperti dikutip Marca, Senin (2/10/2017).
"Untuk melihat masyarakat pada umumnya, tidak hanya orang Catalunya, itu sangat radikal. Saya terkejut dan kecewa," ucap Nadal.
Nadal menyarankan agar pihak-pihak yang terlibat menyelesaikan masalah melalui jalur dialog. Menurut dia, cara tersebut akan ampuh demi terciptanya kehidupan dalam keberagaman.
"Satu-satunya cara adalah melakukan pembicaraan antara pihak-pihak yang berkonflik dan mencoba mencapai kesepakatan. Pada akhirnya, kita akan hidup bersama selama sisa hidup ini," ujar petenis nomor satu dunia di peringkat ATP itu.
Rafael Nadal saat ini sedang mengikuti kejuaraan tenis Beijing Terbuka. Petenis berusia 31 tahun itu akan menghadapi wakil Prancis, Lucas Pouille, pada babak 32 besar yang digelar di National Tennis Center, Beijing, Selasa (3/10/2017).