Sukses


Kasus Match Fixing, 8 Pebasket Dilarang Main di IBL Seumur Hidup

Jakarta Langkah tegas diambil Indonesian Basketball League (IBL) terhadap delapan pebasket dan satu ofisial yang terlibat pengaturan skor. Delapan pemain dan satu ofisial Siliwangi Bandung tersebut dilarang terlibat di IBL seumur hidup mereka.

Sembilan orang tersebut adalah Ferdinand Damanik, Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa Harlusdityo, Untung Gendro Maryono, Fredy, Vinton Nolan Surawi, Robertus Riza Raharjo, dan Zulhilmi Fatturohman. Nama terakhir merupakan ofisial tim.

"Hukuman ini harus diberikan karena mereka melakukan tindakan yang tak bisa ditolerir," kata Commissioner IBL, Hasan Gozali dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

Hukuman berat ini sesuai dengan peraturan pelaksanaan IBL bab 4 pasal 7 ayat 2 yang berbunyi "Apabila terdapat salah satu personel klub IBL yang terbukti melakukan game fixing (pengaturan skor), maka personel klub iBL tersebut akan dikenakan sanksi minimal Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) dan tidak boleh mengikuti seluruh kegiatan PT BBI seumur hidup".

Sembilan pelaku pengaturan skor ini sebelumnya telah mendapat hukuman dari PP Perbasi. Mereka dilarang berkecimpung di basket nasional dengan durasi beragam.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Sportivitas

Ferdinand dihukum skorsing lima tahun. Wilopo, Gian, Haritsa dan Untung dihukum empat tahun, Vinton, Fredy, dan Riza menerima hukuman tiga tahun dan Zulhilmi diskors dua tahun.

Bila nantinya ada pemain, pemain asing, pelatih, tim official, pemilik klub, dan wasit lain yg terlibat pengaturan skor, IBL juga akan memberikan sanksi tegas terhadap mereka.

Hukuman berat sengaja diberikan oleh IBL agar kejadian serupa tak terulang lagi dimusim musim berikutnya. "Siapa pun yang terbukti melanggar akan terkena hukuman termasuk pemain asing, wasit hingga pemilik klub", tegas Hasan.

"Sportivitas adalah bagian terpenting dalam olah raga, termasuk bola basket. IBL akan selalu menjaga prinsip ini," pungkas Hasan.

3 dari 3 halaman

Sanksi

Ketua Umum Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi), Danny Kosasih mengatakan, pihaknya tidak bisa mencegah seorang pemain terlibat aksi judi. Dia juga telah memegang 13 nama lanjutan yang terlibat match fixing di IBL musim lalu.

"Di Perbasi, ada daftar nama 13 orang yang antri (untuk dijatuhkan sanksi). Setelah mendapatkan bukti, saya akan jatuhkan sanksi," ucapnya.

Sebelumnya, melalui surat pemberitahuan bernomor 508/XI/PP/2017, Perbasi memberikan sanksi berat kepada sembilan penggawa klub Siliwangi Bandung. Hukuman bervariasi dari lima tahun hingga dua tahun. Sanksi ini berlaku mulai 31 Oktober 2017.

Simak video menarik berikut ini:

Video Populer

Foto Populer