Sukses


Bikin Aturan Baru, BWF Banjir Protes

Jakarta - Perubahan peraturan yang dicanangkan Federasi Bulu Tangkis Internasional (BWF) menuai protes. Para atlet dan ofisial tidak setuju dengan perubahan yang meliputi struktur poin untuk perhitungan peringkat dunia, aturan teknis partisipasi atlet pada suatu turnamen, dan hadiah uang dari sebuah turnamen.

Satu hal yang menjadi perhatian adalah partisipasi atlet bulu tangkis pada suatu turnamen. Dalam regulasi baru yang dibeberkan dalam laman resmi bwfcorporate menyebut setidaknya para pemain akan diwajibkan minimal mengikuti 12 turnamen dalam satu tahun.

Aturan tersebut berlaku untuk 15 pemain tunggal putra dan 10 pasangan ganda putra teratas dunia. Jika tidak memenuhi syarat tersebut, mereka bakal dijatuhi sanksi dari BWF.

Hal inilah yang memicu beragam komentar, salah satunya muncul dari pelatih bulu tangkis India, Pullela Gopichand. Dalam sebuah kesempatan dia mengaku tidak setuju dengan aturan baru tersebut.

"Saya pikir BWF terlalu menjadwalkan banyak turnamen dalam kalender. Sangat disayangkan jenis pemikiran yang dituangkan oleh BWF, dan saya tidak setuju dengan aturan yang mereka buat untuk pemain bermain dalam banyak turnamen," keluh Gopichand dikutip dari India Times, Jumat (8/12/2017).

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Tidak Membantu Pemain

"Dengan adanya aturan baru ini, maka itu tidak akan membantu pemain. Karena mereka harus berpartisipasi dalam banyak turnamen. Ini sangat rentan dengan cedera. Ada banyak cara untuk memastikan olahraga dipromosikan, dan memaksa pemain bermain bukanlah ide yang bagus," cetusnya.

Di bagian terpisah, legenda bulu tangkis India, Prakash Padukone ikut mengomentari polemik mengenai hal tersebut. Dikatakannya, aturan baru BWF 2018 telah memberikan tekanan tersendiri buat para pemain top dunia

"BWF telah menempatkan para pemain top di bawah tekanan yang tidak perlu dan mempertaruhkan mereka ke dalam pusaran turnamen penuh cedera. Para pemain bekerja keras untuk memperbaiki ranking, tetapi sekarang menjadi beban jika masuk ke dalam peringkat 15 besar dunia," jelas Padukone. (David Permana)

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer