Bola.com, Jakarta - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, mengkritik tiga aturan baru yang dikeluarkan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF). Menurut Susy, ketiga aturan tersebut akan memberatkan para pemain.
Advertisement
Baca Juga
BWF meluncurkan tiga aturan baru soal bulutangkis. Aturan pertama adalah keharusan pemain elit bertanding minimal 12 turnamen dalam setahun.
Kedua merupakan aturan soal perubahan batas tinggi servis yakni dari tinggi rusuk terbawah tiap pemain menjadi satu standard 115 cm dari permukaan lapangan.
Adapun aturan ketiga soal kemungkinan perubahan sistem skor pertandingan dari reli poin 21 menjadi skor 11 poin dikali lima gim. Dalam sistem skor ini, pemenang akan didapat pemain di poin 11.
"Penerapan skor 11 untuk persiapan Olimpiade 2020 itu terlalu mepet. Perubahan skor akan mempengaruhi permainan, pola main, program latihan, dan lain sebagainya," kata Susy dalam rilis yang diterima Bola.com, Jumat (23/2/2018).
"Perubahan skor 15 ke 21 saja butuh waktu empat sampai lima tahun untuk penyesuaiannya, sekarang ketika orang sudah menikmati permainan bulutangkis dengan 21 poin, aturannya diubah lagi."
"Kami ingin tahu sebetulnya bulutangkis mau dibawa kemana? Bulutangkis sudah populer, kenapa tidak dipertahankan dulu, kalau ada yang kurang, ditambah tapi tidak secara drastis,” tegas peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu.
Selain itu, Susy menilai aturan sistem skor 11 x 5 gim bakal membuat durasi pertandingan menjadi lebih singkat. Hal ini yang dikhawatirkan membuat penonton tak akan bisa menikmati seni dan keindahan permainan bulutangkis seperti yang ada di sistem skor sebelumnya.
"Sistem skor yang baru ini saya tak tahu bakal bagaimana, terkesan seperti dipaksakan. Pemain benar-benar tidak boleh bikin kesalahan sendiri, yang lambat panasnya tidak akan bisa, yang akurasi teknik pukulannya tidak bagus juga tidak bisa, pemain yang belum matang pun nggak bisa menang. Jadinya kita agak susah menikmati permainan bulutangkis, terlalu cepat.," ucap Susy.
PBSI kabarnya akan mengambil langkah nyata untuk mencegah penerapan aturan baru BWF perihal sistem skor dalam bulutangkis. Hal itu akan didiskusikan dalam Konfederasi Bulutangkis Asia (BAC) pada Maret 2018.