Bola.com, Jakarta - Olahraga selancar di Indonesia mungkin tak setenar sepak bola atau bulutangkis. Itu tak lepas dari minimnya kompetisi dan anggapan tentang betapa mahalnya olahraga ini.
Alhasil, Indonesia kesulitan menemukan atlet selancar yang bisa jadi andalan di level internasional. Ini yang melatarbelakangi Rip Curl melahirkan program Gromsearch.
Advertisement
Baca Juga
Gromsearch adalah program pencarian bibit peselancar berbakat yang akan dibina untuk menjadi atlet profesional. Ajang ini sudah dihelat sejak 1995.
Sudah ada beberapa jebolan Gromsearch yang kini jadi atlet profesional. Sebut saja Garut Widiarta, Ony Anwar, dan Diyah Rahayu. Ketiganya sudah memiliki sejumlah reputasi membangggakan.
"Kami punya Gromsearch. Jadi kami pantau anak-anak yang berbakat lalu kami beri pelatihan. Jadi mereka kami beri pengetahuan bagaimana mencetak angka sempurna, bagaimana menaklukkan ombak di sebuah kompetisi. Lalu kami akan ikutkan mereka ke turnamen," kata marketing manager South East Asia Rip Curl, James Hendy, dalam rilis yang diterima Bola.com, Selasa (31/7/2018).
Selain memiliki program Groamsearch, Rip Curl juga memiliki sekolah surfing untuk para pemula, yaitu Rip Curl School of Surf. Berbeda dengan Gromsearch, sekolah in menjadi wadah untuk pemula yang ingin menjadi peselancar.
Sekolah yang didirikan sejak 1998 itu tak hanya diisi warga lokal, tapi juga turis asing. "Pesertanya mulai dari usia lima hingga 65 tahun. Ada juga yang empat tahun, tapi dengan syarat harus mendapatkan izin dari orang tuanya," ujar marketing communication manager Rip Curl School of Surf, Ainun Nimah.
Meski memiliki instruktur bersertifikat, Ainun mengatakan belum bisa menciptakan peselancar yang bisa terjun secara profesional. "Itu karena melatih pemula untuk menjadi atlet memiliki metode yang berbeda. Harus memahami program-program lain, seperti pola makan," ungkapnya.