Jakarta - Nama Kevin Sanjaya sudah tak asing lagi di kancah internasional, terutama berkat performa menawan di pentas bulutangkis. Namun, siapa sangka, sang peraih medali emas nomor ganda putra Asian Games 2018 tersebut, pernah berada di sebuah asrama dengan kondisi kamar yang serba terbatas.
Bola.com berkesempatan melihat secara dekat bagaimana 'memorabilia' seorang Kevin Sanjaya di lingkungan yang dulu menjadi tempat berlatih, PB Djarum. Tempat tersebut menjadi satu di antara klub bulutangkis terbaik di Indonesia. Banyak pahlawan olahraga tepok bulu yang diproduksi klub berbasis Kudus, Jawa Tengah itu.
Advertisement
Mulai dari Liem Swie King, Hastomo Arbi, Hadiyanto, Kartono, Heryanto, Christian Hadinata, Hadibowo, Liliyana Natsir hingga yang terbaru Kevin Sanjaya merupakan atlet-atlet top yang berasal dari PB Djarum.
Kesuksesan ini tak lepas dari sistem pembinaan di PB Djarum. Mereka melahirkan pemain karena setiap tahun menggelar audisi dan menyediakan beasiswa demi menyaring pemain berbakat dari berbagai daerah di Indonesia.
Mereka pun memiliki fasilitas bintang lima di Kudus untuk para atlet. Selain GOR mewah, PB Djarum juga punya asrama untuk para atlet binaannya mulai level U-12 sampai U-24.
Lokasi asrama masih satu komplek dengan GOR Jati. Letaknya di belakang GOR. Para pemain tak perlu jauh-jauh berlatih. Cukup jalan kaki sekitar tiga menit saja dari asrama.
Asrama para atlet yang mendapat beasiswa dari PB Djarum terbilang mewah. Asrama dibagi dua, untuk putra dan putri. Terdapat masing-masing 20 kamar. Setiap kamar dihuni dua sampai enam orang.
"Asrama di GOR Jati ini dihuni sekitar 80 orang. Jumlah pemain putra lebih banyak ketimbang putri. Para pelatih juga ada tempat tinggal di sini," ujar Program Associate Bakti Olahraga Djarum Foundation, Carvey Sando.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Peraturan Ketat
Asrama pemain ini juga menerapkan disiplin ketat agar pemain fokus menimba ilmu bulu tangkis. Setiap malam, penghuni asrama harus menyerahkan ponsel miliknya kepada pelatih. Batasnya jam sembilan malam.
"Tujuannya agar mereka tidak berpura-pura di dalam kamar tapi tidak tidur melainkan masih main hp. Untungnya mereka patuh. Bahkan banyak yang sudah menyerahkan hp sebelum jam sembilan malam," tutur Manager Tim PB Djarum, Fung Permadi.
Fasilitas di Asrama pemain PB Djarum sangat lengkap. Ada gym, perpustakaan, komputer hingga studio musik. Namun tak boleh ada televisi di dalam kamar. PB Djarum menyediakan televisi di ruangan khusus untuk bersantai dan bersosialisasi.
Asrama pemain PB Djarum ini mulai beroperasi sejak 2006. "Kevin Sanjaya sempat merasakan tinggal di sini sekitar dua tahun sebelum pindah ke Jakarta karena bermain di sektor ganda," terang Carvey sembari menunjukkan kamar nomor 210 yang pernah dihuni Kevin Sanjaya.
Advertisement
Jam Sekolah Menyesuaikan
Para penghuni asrama hanya diizinkan pulang ke kampung halamannya setahun dua kali. "Hanya saat libur lebaran dan akhir tahun. Kalau liburan sekolah tidak karena biasa banyak turnamen," kata Fung.
PB Djarum memberi kesempatan para penghuni asrama untuk menempuh pendidikan. Mereka setiap hari bersekolah. Namun jam sekolah para atlet ini berbeda dengan anak sekolah pada umumnya dan menyesuaikan jadwal latihan.
Untuk memacu para atlet muda agar bisa berprestasi dunia, PB Djarum membuat walk of fame bulu tangkis di sekitar asrama. Disana terukir daftar atlet PB Djarum yang menorehkan prestasi emas jadi juara dunia, Olimpiade, All England, serta Piala Thomas dan Piala Uber.
Sumber: Bola.com