Bola.com, Jakarta - Ketua Paralayang Indonesia, Wahyu Yudha, mengatakan tidak adanya alat berat menjadi kendala utama yang membuat para atlet dan ofisial paralayang belum ditemukan hingga saat ini.
Advertisement
Baca Juga
Gempa berkekuatan 7,4 magnitudo dan tsunami melanda Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018). Akibatnya, berbagai fasilitas dan bangunan rusak berat, termasuk hotel Roa Roa yang menjadi tempat menginap tujuh atlet (satu dari Korea Selatan) dan tiga ofisial paralayang.
Menurut Wahyu, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) sudah berada di lokasi untuk menyelamatkan para korban. Namun, langkah Basarnas mengalami kendala karena puing-puing bangunan sulit dipindahkan tanpa adanya bantuan alat berat.
"Sampai saat ini korban belum bisa ditemukan. Basarnas tidak bisa melakukan evakuasi secara besar-besaran karena tidak ada alat berat. Di sana Basarnas sudah memiliki banyak orang, tetapi tidak ada alat berat. Jadi mereka tidak bisa berbuat banyak," kata Wahyu, ketika dihubungi Bola.com, Minggu (30/9/2018).
"Sekarang ini pemerintah sedang dalam proses mendatangkan alat berat. Saya berharap yang terbaik termasuk untuk mengevakuasi para atlet paralayang," ujar Wahyu.
Hingga saat ini, menurut data dari Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana, korban tewas akibat bencana tersebut bertambah menjadi 832 orang hingga Minggu (30/9/2018).