Sukses


Mick Schumacher Punya Modal Buat Jadi Sehebat Michael Schumacher

Bola.com, Jakarta - Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Pepatah itu cocok untuk menggambarkan bakat Michael Schumacher yang menurun ke Mick Schumacher.

Michael merupakan legenda hidup balap mobil Formula 1. Eks pebalap asal Jerman itu adalah pemegang gelar juara dunia F1 sebanyak tujuh kali (1994, 1995, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004). Koleksi gelar F1 itu hingga sekarang belum ada yang menyamai.

Bakat balap itu kemudian menurun pada sang anak, Mick, bungsu dari dua bersaudara buah pernikahan Michael dan Corinna. Pemuda berusia 19 tahun itu pada akhir pekan lalu sukses merengkuh gelar juara F3 Eropa. Kepastian meraih gelar F3 Eropa 2018 tersebut diraih Mick di sirkuit Hockenheim, Jerman, Sabtu (13/10/2018).

"Ayah adalah inspirasi saya. Saya selalu mengikuti apapun yang dia lakukan," kata Mick soal Michael.

Saat ini Michael masih terus berusaha pulih dari cedera berat di kepala yang diderita akibat terjatuh saat sedang berolahraga ski es pada 2013 di pegunungan Alpen bersama Mick. Sejak saat itu Michael menderita koma dan perkembangan terakhir soal kesehatannya tak banyak dibuka ke publik.

Sejumlah pihak kemudian menilai Mick punya modal bagus buat meneruskan kiprah klan Schumacher di balapan F1, yang merupakan ajang balap mobil single seater paling bergengsi. Selain ayahnya, Ralf, yang merupakan sang paman juga pernah tampil di F1 pada tahun 1997-2007.

"Mick punya gen balap Michael. Kalau ia bisa meningkatkan kemampuan, ia akan menemukan jalannya ke F1," kata Gerhard Berger, eks pebalap F1 era 90-an.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Diincar Mercedes dan Ferrari

Mick bergabung dengan tim Mercedes-Prema saat menjuarai F3 2018. Prestasi tersebut membuat Mick memiliki super license, yang merupakan syarat jika ia ingin tampil di ajang F1 2019. Namun peluang Mick musim depan untuk tampil di ajang F2 lebih besar mengingat persaingan untuk mendapat tempat di F1 cukup berat.

Yang menarik, pada awal kariernya Mick tak memakai Schumacher sebagai nama belakang untuk menghindari publikasi yang berlebihan mengingat nama besar sang ayah. Ia memilih memakai nama Betsch, yang merupakan nama gadis ibunya.

"Perhatian akan mengarah kepadanya sejak dari start. Tidak mudah menghadapi hal itu, apalagi jika musim tidak berjalan sesuai rencana. Namun ia bisa melewati hal tersebut dan membuktikan dirinya bisa menjadi salah satu pebalap hebat," kata Toto Wolff, bos tim F1 Mercedes.

Saat ini Mick belum bergabung dengan tim junior F1 manapun. Namun namanya sudah dikaitkan Mercedes mengingat afiliasi dengan timnya di F3. Tim Ferrari, yang mengantar Michael menjadi juara dunia sebanyak lima kali, juga menunjukkan ketertarikan pada Mick.

"Kita lihat saja di masa depan. Bagaimana bisa kami menolak nama Schumacher di markas Ferrari Maranello?" kata bos tim Ferrari, Maurizio Arrivabene, September lalu.

Menarik untuk menunggu kiprah Mick Schumacher di masa mendatang. Apakah dia akan sehebat sang ayah, Michael Schumacher, atau malah melebihinya.

Sumber: Skysport

 

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer