Bola.com, Jakarta - Momen Sumpah Pemuda yang dirumuskan tanggal 28 Oktober 1928 menjadi tonggak bagi para pemuda bangsa untuk senantiasa berkomitmen membangun negeri.
Kini, para pemuda dengan caranya sendiri senantiasa berusaha membawa perubahan lebih baik kepada lingkungan sekitar. Karena hal itulah PT Astra International Tbk berlandaskan semangat Sumpah Pemuda mempersembahkan Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia) Awards 2018 dikhususkan kepada generasi muda yang tak kenal lelah memberi manfaat bagi masyarakat di seluruh penjuru tanah air.
Advertisement
Apresiasi diberikan kepada tujuh anak bangsa atas setiap perjuangan di bidang: Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, Teknologi dan satu Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut. Siapa saja ketujuh pemuda tersebut dan prestasi apa yang mereka buat sehingga layak menjadi penerima apresiasi 9th SATU Indonesia Award 2018? Simak ulasan di bawah ini.
Bidang Kesehatan
Nordianto: Menekan pernikahan dini & melahirkan relawan
Lewat kegiatan GenRengers Educamp yang ia gagas pada 2016, Nordianto melahirkan relawan yang peduli dan paham soal isu-isu kesehatan khususnya pernikahan usia dini dan pola pergaulan remaja. GenRengers Educamp sudah melibatkan 24 kabupaten kota dan lima provinsi hingga 2017. Hingga kini ada sekitar 20 tenaga relawan inti yang tergabung dalam tim inti GenRengers Educamp. Harapannya, dari setiap educamp yang dihelat, akan selalu lahir relawan baru untuk mengambil peran menekan tingginya angka perkawinan dini di daerah asal mereka.
Bidang Pendidikan
Surya Dharma: Pejuang Pendidikan Wajib Belajar 12 Tahun
Sekolah hingga lulus jenjang Sekolah Menengah Atas bukan prioritas masyarakat di wilayah tempat tinggal Surya Dharma, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Dengan niat mengedepankan pendidikan hingga lulus SMA, Surya Dharma pun membuat kelas belajar informal bagi siapapun yang hendak ikut menyelesaikan studinya belajar hingga 12 tahun dan mengambil Paket C.
Program dengan nama "Tuntas Belajar 12 Tahun" ini ia dirikan bersama sang istri yang juga berlatar belakang guru seperti dirinya. Sejauh ini kelas yang diadakan sekali sepekan ini sudah diikuti 150 orang dari yang jumlah awalnya 10 orang saja.
Bidang Lingkungan
Mohammad Hanif Wicaksono: Pembudidaya Tanaman Buah Langka
Berprofesi sebagai penyuluh Keluarga Berencana membuat Mohamad Hanif Wicaksono banyak menghabiskan waktunya sebagai pembudidaya tanaman buah langka khas Kalimantan lewat Tunas Meratus. Sudah enam tahun ia keluar masuk hutan-hutan di wilayah Kalimantan Selatan untukmencari bibit tanaman buah langka yang akan dibudidayakan.
Hanif resah karena tanaman buah khas Kalimantan yang makin langka karena laju deforestasi yang tinggi. Hanif bergerak menyelamatkan kekayaan hayati tersebut sendiri dengan modal seadanya dan belajar otodidak. Saat ini Hanif sudah menemukan 160 jenis bibit tanaman buah langka khas Kalimantan. Hasil pencariannya itu pun ia dokumentasikan dengan baik dalam bentuk buku agar masyarakat juga bisa mengenal kekayaan plasma nutfah Indonesia itu.
Franly Aprilano Oley: Si Penjaga Hutan
Kampung Merabu, adalah desa wisata yang terletak di pedalaman Berau, sebuah kabupaten di Kalimantan Timur. Franly Aprilano Oley, pemuda berusia 29 tahun gigih memperjuangkan hak pengelolaan hutan lindung ke tangan warga Merabu melalui skema hutan desa, dan meyakinkan warganya untuk mengelola segenap potensi hutan desa seluas 8.245 hektare itu menjadi desa wisata, supaya warga makmur, tanpa mencederai kelestarian hayati yang dimiliki.
Kegigihan Franly berbuah manis. Kampung Merabu kini tidak lagi identik dengan ketertinggalan, kebodohan, dan kemiskinan. Berkat desa wisata yang dikembangkan itulah, warga Merabu menjadi sejahtera, pembangunan terjadi meski tak terlampau progresif demi menjaga kelestarian hutan,dan hutan tetap terjaga seperti adanya.
Bidang Kewirausahaan
Narman: Pembuka Cakrawala Baduy
Narman prihatin karena kerajinan yang dibuat keluarga dan tetangganya sebagai warga adat suku Baduy luar sulit terjual karena hanya menunggu datangnya wisatawan. Ia pun kemudian mempelajari secara otodidak bagaimana cara menggunakan internet dan membuat website. Dari situ, Narman mulai menjual berbagai kerajinan khas Baduy secara online lewat Baduy Craft. Namun, hal tersebut tak sederhana karena adanya aturan adat yang melarang penggunaan teknologi bagi warga adat.
Upaya Narman akhirnya direstui dengan adanya bukti makin meningkatnya pendapatan parapengrajin Baduy. Kini ada ratusan pengrajin Baduy yang menjual kerajinannya lewat Narman. Kini, setiap bulan, omzetnya bisa mencapai Rp 50 juta.
Bidang Teknologi
Azza Aprisaufa: Memberdayakan Sarjana Lewat Aplikasi
Meningkatnya nilai kopi Gayo dalam dua dekade terakhir membuat masyarakat Aceh Tengah dan Bener Meriah penghasil kopi Gayo, sanggup menyekolahkan anak mereka sampai pasca sarjana dengan biaya sendiri. Namun, serapan tenaga kerja di dua daerah itu tak sebanding dengan jumlah lulusan.
Melihat kondisi ini, Azza Aprisaufa membuat Saufacenter.com, sebuah aplikasi yang mempertemukan para pencari kerja dengan orang yang membutuhkan jasa mereka. Dalam aplikasi tersebut, orang antara lain bisa memesan guru privat, arsitek, pendamping lansia, pendamping wisata, tutor pembuatan aplikasi, pelatih tari, konsultan lingkungan, dan pelatih public speaking. Cukup merogoh kocek Rp 30.000 - 40.000 ribu per jam, orang bisa memesan jasa tersebut sesuai kebutuhan.
Kategori Kelompok
Nodeflux: Pengembang Teknologi Artificial Intelligence
Nodeflux merupakan perusahaan yang didirikan Meidy Fitranto dan Faris Rahman, start-up ini fokus pada pengembangan teknologi Intelligent Video Analytics yang nantinya dapat dipergunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan sehari-hari yang mampu bersaing dengan perusahaan teknologi negara berkembang lainnya.
Nodeflux berinovasi di bidang teknologi tepat guna yang menjalin kerja sama dengan pemerintah DKI Jakarta melalui program Jakarta Smart City. Teknologi yang dibuat Nodeflux kini bisa digunakan untuk pengawasan pelanggaran lalu lintas, menghitung volume kepadatan kendaraan bermotor yang melintas, deteksi parkir liar, deteksi banjir di pintu air, deteksi kepadatan sampah di sungai, dan pengawasan sarana publik.
Mereka telah dinilai oleh para panelis ternama, yaitu:
- Prof. Dr. Emil Salim
Dosen Ilmu Lingkungan Pasca Sarjana Universitas Indonesia
- Prof. Nila Moeloek
Menteri Kesehatan RI
- Prof. Fasli Jalal
Guru Besar Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta
- Ir. Tri Mumpuni
Pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA)
- Onno W. Purbo, Ph.D
Pakar Teknologi Informasi
- Bambang Harymurti
Komisaris PT Tempo Inti Media Tbk
- Boy Kelana Soebroto
Head of Corporate Communications Division PT Astra Internasional Tbk
- Riza Deliansyah
Head of Environment & Social Responsibility Division PT Astra International Tbk
- Nadiem Makarim
Juri Tamu
Founder & CEO GO-JEK
Ketujuh sosok muda inspiratif ini telah menerima apresiasi 9th SATU Indonesia Awards 2018 yang digelar pada malam puncak IdeaFest 2018 di Jakarta Convention Center, 27 Oktober 2018. Sebarkan inspirasi positif mereka kepada generasi muda lainnya.
(Adv)