Bola.com, Jakarta - Sprinter asal NTB, Lalu Muhammad Zohri, bakal menjadi salah satu tumpuan harapan Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020. Mantan sprinter andalan Indonesia, Suryo Agung Santoso, berharap Zohri tak diberi beban berlebihan.
Suryo berharap Zohri berkembang secara alamiah. Menurutnya, Zohri harus dibuatkan road map untuk jangka panjang, karena usianya masih sangat muda.
Advertisement
Baca Juga
Apalagi, pada nomor lari 100 meter di Asian Games 2018 Zohri baru menempati posisi ketujuh. Suryo mengatakan dalam waktu yang relatif singkat akan sangat sulit bagi Zohri memangkas gap dengan pelari-pelari papan atas dunia di Olimpiade 2020.
"Untuk Zohri yang terdekat SEA Games Manila 2019. Baru kemudian dia melakoni Olimpiade 2020. Jarak Zohri dengan peraih emas di Asian Games 2018, Su Bingtian, sulit dikejar dalam waktu dua tahun. Rasanya sulit bagi Zohri jika diharapkan bisa langsung masuk fase final di Olimpiade," kata Suryo, dalam perbincangan dengan wartawan saat soft launching Suryo Agung Running School, Selasa (13/11/2018).
Meski demikian, Suryo tetap berharap Zohri bisa menembus fase final nomor 100 meter di Olimpiade 2020.
"Namun jangan dipaksakan. Biarkan berjalan alami. Kalau dipaksakan, takutnya setelah itu malah stagnan. Sebaiknya diarahkan sesuai umur latihan," kata pria asal Solo, Jawa Tengah itu.
Menurut Suryo, Zohri punya kans untuk bersinar pada Olimpiade 2024. Saat itu, Zohri sudah memasuki usia emas sebagai pelari dan periode latihannya juga sudah panjang. Saat Olimpide 2024, Zohri akan berusia 24 tahun.
"Saat itu latihannya sudah benar-benar matang," kata Suryo.
Nama Lalu Muhammad Zohri mulai menyita perhatian publik saat menjadi juara dunia junior 2018 nomor 100 meter di Finlandia. Setelah itu, dia menjadi andalan Indonesia di Asian Games 2018. Zohri menempati urutan ketujuh dengan catatan waktu 10,20 detik, masih jauh dari waktu Su Bingtian 9,92 detik.