Bola.com, Malang - Ajang Trial Game Aphalt (TGA) 2018 ditutup di Malang, Sabtu malam (15/12/2018). Dari delapan kelas yang dilombakan, dejavu terjadi di kelas FFA 250 cc.
Pembalap Doni Tata Pradita tetap berhasil jadi juara umum. Padahal dia hanya finish di urutan keempat dalam seri terakhir (5) di Sirkuit Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Sama seperti tahun lalu, pembalap asal Sleman ini juga jadi juara umum meski gagal juara di seri terakhir yang dihelat ditempat yang sama.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
Doni mengaku bermain aman saat balapan di Sirkuit Kanjuruhan. Lantaran kondisi lintasan basah terkena hujan. Sehingga dia tidak menggeber gas terlalu dalam dan hanya menargetkan finish.
“Saya bermain aman saja karena lintasan basah. Selain itu, motor yang saya pakai sekarang ini pinjaman. Jadi belum terlalu kenal karakternya. Makanya saya juga lebih hati-hati saja. Tapi saya bersyukur masih bisa mempertahankan gelar juara,” katanya.
Tahun lalu, Doni juga tidak bisa juara di seri Malang karena lintasannya basah. Dia terlihat tidak memaksimalkan kecepatan motornya dan menunggu pembalap lain di depannya jatuh. Setelah finish di urutan ke empat, total dia meraih 225 poin dan tak terkejar lagi. Karena Tommy Salim yang ada di urutan kedua hanya memiliki 203 poin.
Sebenarnya Doni juga turun di kelas FFA 450 cc. Namun dia tak jadi jawara di kelas itu. Gery Salim jadi yang tercepat, diikuti Faradila Adam, Doni Tata, Tommy Salim dan pembalap asal Inggris Lewish Cornish.
Setelah ajang ini berakhir, Doni mengaku lebih terpacu untuk mempersiapkan diri digelaran musim depan.
”Saya akan lebih keras dalam latihan karena di seri terakhir tahun ini sudah ada pembalap asing yang ikut. Artinya, persaingan juga lebih ketat. Kami sebagai pembalap lokal tak boleh kalah,” tegasnya.
Tahun depan, penyelenggara juga berusaha untuk menghindari balapan di bulan yang rawan hujan. Artinya bisa saja seri terakhir tidak digelar pada bulan Desember, tapi maju beberapa bulan.